Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah "Candu" dan Utang Paylater Menumpuk, Lakukan 5 Tips Ini

Kompas.com - 08/05/2022, 15:15 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Baru-baru ini ramai soal fitur paylater dianggap membuat kecanduan dan bisa menumpuk utang.

Hal ini juga karena fitur paylater yang semakin banyak ditemui beragam platform digital.

Paylater adalah istilah yang merujuk pada transaksi pembayaran barang dengan memungkinkan pengguna dapat menunda atau mencicil pembayaran melalui platform tersebut.

Platform yang menyediakan pembayaran ini pun beragam. Mulai Shopee dengan SPayLater, GoPay dengan GoPay PayLater, OVO dengan OVO PayLater, dan masih banyak lagi.

Kemudahan layanan "beli sekarang bayar nanti" yang ditawarkan paylater, dinilai sebagian orang bisa membuat candu para penggunanya.

Tak sedikit pula yang takut dan mewanti-wanti penggunaan paylater lantaran dianggap bisa membuat utang menumpuk.

Peringatan tersebut seperti yang disampaikan oleh salah satu warganet Twitter pada Jumat (6/5/2022).

Baca juga: Cara Bayar Shopee PayLater Agar Tidak Kena Denda Keterlambatan

"Jgn pernah nyoba pakai paylater, apapun itu bentuknya. Repeat. Jgn pernah nyoba pake paylater. Suatu saat tar nyesel," tulis warganet Twitter ini.

Lantas, benarkah paylater membuat kecanduan dan utang menumpuk?

Paylater tak ada bedanya dengan kartu kredit

Pengamat ekonomi sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan paylater adalah fasilitas kredit konsumsi.

Oleh karena itu, sebenarnya tidak ada beda antara paylater dengan kartu kredit atau pinjaman kredit tanpa agunan (KTA).

"Bedanya paylater melekat pada aplikasi digital sehingga proses verifikasinya jauh lebih cepat dari jenis kredit lainnya," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/5/2022).

Permasalahan paylater, imbuh Bhima, biasanya terjadi saat peminjam tidak membaca secara detail konsekuensi bunga dan denda keterlambatan.

Misalnya, keluhan soal denda keterlambatan 5 persen per hari atau kaget karena bunganya yang tinggi. Menurut Bhima, hal tersebut sudah dijelaskan dalam persyarataan saat mengajukan paylater.

Baca juga: Benarkah Paylater Bikin Candu dan Utang Menumpuk? Begini Kata Ekonom

"Kesalahan tadi tidak bisa sepenuhnya menyalahkan paylater," imbuh Bhima.

Ia menyarankan, jika tidak benar-benar butuh untuk berutang, alangkah baik menabung terlebih dahulu. Barang yang dibeli pun harus dipastikan sesuai kebutuhan, bukan karena tergoda dengan iming-iming promo.

"Jangan jadi impulsive buyer. Itu kuncinya," tutur Bhima menyarankan.

Tips bijak gunakan paylater agar tidak "candu" dan menumpuk utang

Sementara itu, dilansir dari Instagram resmi @indonesiabaik.id milik Kementerian Komunikasi dan Informatika, ada beberapa tips menggunakan paylater agar utang tak menumpuk.

Berikut tipsnya:

  1. Batasi nilai pinjaman sesuai dengan kemampuan membayar
  2. Pahami betul kontrak perjanjian
  3. Segera lunasi cicilan atau pinjaman paylater tepat waktu untuk hindari denda
  4. Perhatikan tingkat suku bunga atau biaya layanan paylater
  5. Wajib ketahui denda keterlambatan pengembalian pinjaman

(Sumber: Kompas.com Penulis Diva Lufiana Putri | Editor Inten Esti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com