"Ciri yang paling khas ya heartburn atau rasa panas di dada," kata Hasan.
Biasanya, pasien pengidap Gerd mengalami gejala heartburn setelah makan, dan memburuk ketika pada malam hari. Bahkan, beberapa di antaranya merasa heartburn yang dialaminya semakin parah saat melakukan posisi tertentu, misalnya berbaring atau membungkuk.
Dr Hasan menegaskan, meskipun sering dianggap sama oleh masyarakat, tetapi Gerd dan Maag adalah penyakit yang berbeda.
Berikut ini beberapa penyebab atau faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit Gerd:
Pola makan yang berlebihan atau mengonsumsi makanan yang mengandung kafein atau lemak yang tinggi dapat meningkatkan risiko terserang penyakit Gerd.
Bahan makanan yang bisa memicu Gerd antara lain kopi, cokelat, makanan berlemak, pedas dan digoreng, jus buah atau buah yang asam, rempah-rempah, minuman bersoda, dan alkohol.
Baca juga: Studi Menunjukkan Puasa Bisa Mengobati Penyakit Kanker
Faktor peningkat risiko Gerd yang kedua adalah merokok. dr Hasan mengatakan, rokok juga mempengaruhi bagian organ kerongkongan.
"Lambung kita itu ada klep yang berfungsi mencegah asam lambung naik. Rokok, membuat klep itu longgar, sehingga asam lambung bisa naik (ke kerongkongan)," jelasnya.
Hampir sama dengan penyakit lainnya, obesitas atau kegemukan juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko penyakit Gerd.
Seperti diketahui, obesitas atau kegemukan juga sangat erat kaitannya dengan pola makan yang menjadi faktor risiko pertama gangguan Gerd.
Selain persoalan pola makan, posisi tidur, terutama setelah makan, juga menjadi faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit Gerd.
Baca juga: 21 Layanan Kesehatan dan Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan
Faktor risiko Gerd lainnya yaitu perubahan hormon tubuh, mengonsumsi obat-obatan yang memicu refluks asam lambung, gangguan kecemasan, serta gangguan hernia hiatus, dan memiliki sfinger esofagus bagian bawah yang pendek (kurang dari 3 cm).
dr Hasan menuturkan, sakit maag adalah peradangan yang terjadi di bagian lambung karena adanya asam lambung yang berlebihan, sehingga proses pencernaan yang terjadi di lambung menjadi terganggu dan memicu berbagai keluhan di bagian lambung dan sekitarnya.
"Memang sedikit berbeda lokasi penyakitnya, walaupun kadang-kadang keduanya bersamaan munculnya, sama-sama di saluran cerna," ungkapnya.
Berikut ini gejala penyakit maag yang harus diwaspadai:
- Nyeri dan rasa tidak nyaman di ulu hati.
- Kembung.
- Mual.