Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Negara Pembeli Senjata Rusia, Siapa yang Terbanyak?

Kompas.com - 27/03/2022, 09:24 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

Menurut data yang dirilis SIPRI, setengah dari total impor senjata India, atau sekitar 49,3 persen, berasal dari Rusia.

China adalah pembeli persenjataan Rusia terbesar kedua dengan nilai pembelian 5,1 miliar dollar AS selama periode yang sama.

Lalu pembeli terbesar senjata asal Rusia selanjutnya diikuti oleh Aljazair (4,2 miliar dollar AS), Mesir (3,3 miliar dollar AS), dan Vietnam (1,7 miliar dollar AS).

Selain itu negara-negara di atas, sejumlah negara yang dengan porsi pengadaan senjata dari Rusia terbanyak antara lain:

  • Irak,
  • Kazahstan,
  • Turki,
  • Bangladesh,
  • Suriah,
  • Belarus,
  • Serbia,
  • Pakistan,
  • Nigeria,
  • Sudan,
  • Uzbekistan,
  • Yordania,
  • Ethiopia,
  • UEA, dan Laos.

Berikutnya adalah Iran, Armenia, Angola, Qatar, Peru, Myanmar, Bahrain, Nigeria, dan Azerbaijan.

Sementara itu, alutsista buatan Rusia yang paling banyak terjual adalah jet tempur yang berkontribusi sebesar 48,6 persen dari total penjualan senjata Negeri Tirai Besi itu.

Baca juga: Kremlin Tanggapi Pidato Biden, Sebut Biden Tak Punya Hak Apa Pun Atas Rusia

Pengeluaran militer

Pada tahun 2020, AS menghabiskan 778 miliar dollar AS untuk angkatan bersenjatanya – pengeluaran militer terbesar di dunia dan lebih dari gabungan 10 negara dengan pengeluaran tertinggi berikutnya, menurut SIPRI.

China berada di peringkat kedua dengan 252 miliar dollar AS, diikuti oleh India dengan 73 miliar dollar AS, Rusia dengan pengeluaran 62 miliar dollar AS, dan Inggris dengan 59 miliar dollar AS.

Pengeluaran militer Rusia telah tumbuh secara signifikan selama tiga dekade terakhir. Pada tahun 2020, Moskow menghabiskan sekitar 62 miliar dollar AS (4 persen dari PDB) untuk militernya. Industri senjata Rusia terdiri dari sekitar 1.300 perusahaan yang mempekerjakan sekitar dua juta orang.

Yang terbesar dari perusahaan-perusahaan ini adalah Rostec, didirikan pada tahun 2007 oleh Presiden Vladimir Putin.

Rusia sendiri telah mengalami sejumlah konflik sejak menjadi federasi setelah pembubaran Uni Soviet pada Desember 1991. Pada tahun 1994, Kremlin melancarkan serangan terhadap Chechnya, sebuah republik yang ingin memisahkan diri yang berbatasan dengan Georgia. Namun dalam perang dengan Chechnya itu, Rusia menderita kekalahan setelah pertempuran 20 bulan.

Baca juga: Daftar Negara yang Paling Banyak Membeli Senjata dari Rusia, Indonesia Termasuk?

Tiga tahun kemudian, Rusia melancarkan Perang Chechnya kedua untuk merebut kembali republik tersebut. Pasukan Rusia mengepung Grozny, ibu kota Chechnya, sehingga PBB menyebutnya "kota paling hancur di Bumi". Pada tahun 2014, Rusia menginvasi Ukraina dan mencaplok Krimea.

Sebulan kemudian, separatis pro-Rusia mulai merebut wilayah di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur. Pada 2015, Rusia secara resmi memasuki perang saudara Suriah dan berada di pihak Presiden Bashar al-Assad.

Di perang, senjata berat Rusia, menunjukkan taringnya untuk bersaing dengan senjata buatan AS dan negara-negara Eropa. Tak hanya di Suriah, pada tahun 2018, pemerintah Republik Afrika Tengah yang terlibat dalam perang saudara, juga mengundang Rusia untuk mengirim kontraktor militer untuk melatih angkatan bersenjatanya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Muhammad Idris)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com