Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghidupkan Kembali Semangat Gus Dur...

Kompas.com - 25/03/2022, 12:51 WIB
Farid Assifa

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf menyatakan, pihaknya akan menghidupkan kembali semangat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang merupakan Bapak Bangsa.

Hal itu disampaikannya saat membuka Rapat Kerja Nasional PBNU di Kompleks Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (24/3/2022) malam.

Tokoh NU yang akrab disapa Gus Yahya ini menjelaskan, ada dua semangat Gus Dur yang dihidupkan kembali dalam organisasi PBNU, yakni idealisme kemanusiaan yang besar dan tekad transformasi demi menghidupkan kualitas bersama.

Dalam praktiknya, kata Gus Yahya, PBNU akan membuat gestur dan spirit Gus Dur. Misalnya, tanfidziyah (pengurus harian) tidak harus sarungan.

"Misalnya gestur pengurus tidak sarungan. Ini gestur bahwa pengurus siap berlari ke sana ke mari, manjat dan turun. Kerja keras menjalankan tugasnya," kata Gus Yahya.

Baca juga: Cerita Savic Ali soal Sosok Gus Yahya Pimpin PBNU

Ia juga menegaskan bahwa tanfidziyah ini adalah sekadar pegawainya syuriah. Hal ini menjadi prinsip dasar NU bahwa syuriah adalah supreme leadership (pemimpin tertinggi) dalam NU.

"Syuriah adalah pemimpin tinggi sekaligus pemegang hak milik NU. Sedangkan tanfidziyah adalah orang yang dipekerjakan," katanya.

Semangat Gus Dur

 

Wakil Ketua Umum PBNU Habib Sayyid Muhammad Hilal.KOMPAS.com/ FARID ASSIFA Wakil Ketua Umum PBNU Habib Sayyid Muhammad Hilal.

Sementara itu, di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum PBNU Habib Sayyid Muhammad Hilal menjelaskan, semangat Gus Dur itu adalah memanusiakan manusia. Gus Dur, kata dia, bisa membaca zaman dengan tantangannya.

"Setiap warga NU itu bagian dari perputaran zaman yang harus diperhatikan. Tentu yang harus diperhatikan pengurus PBNU itu warganya dibawa ke mana," kata Habib Sayyid kepada Kompas.com, Kamis malam.

Lalu semangat Gus Dur lainnya itu adalah selalu transparan. "Tidak ada dusta dalam permainan".

Baca juga: Soal Wacana Penundaan Pemilu, Ketum PBNU: Silakan Saja

Menurutnya, Gus Dur hadir dalam kesederhanaan dan selalu melangkah dengan semangat kesatuan.

Gus Dur juga bukan hanya milik warga NU, tetapi juga milik bangsa dan negara.

"Gus Dur boleh ditafsirkan oleh siapa saja tergantung sudut pandang masing-masing. Gua Dur tidak boleh jadi satu, ada di mana-mana," kata Sayyid.

"Bahkan orang China di luar NU kagum terhadap Gus Dur," lanjutnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com