“Ketika kamu menggunakan spons yang mengandung kuman, kamu akan mencemari dapur,” kata Tierno.
Spons yang kemudian digunakan untuk mengelap meja dapur, gagang kulkas, dan keran wastafel dapat secara efektif menyebarkan patogen ke seluruh ruangan.
Baca juga: Membuat Spons Cuci Piring Tetap Bersih, Begini Tipsnya
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat (AS) menyatakan, setidaknya 48 juta orang mengalami keracunan makanan setiap tahunnya.
Bakteri dan virus terbesar yang menyebabkan hal ini adalah norovirus, salmonella, C. perfringens, campylobacter, dan staph.
Bagi banyak orang, keracunan makanan menyebabkan mual, muntah, kram, dan diare. Namun, kamu dapat mengalami hal yang lebih bermasalah.
Menurut CDC, sebanyak 128.000 orang dirawat di rumah sakit karena penyakit bawaan makanan setiap tahunnya.
Orang dewasa yang lebih tua, anak-anak, dan ibu hamil atau orang yang memiliki masalah pada sistem imun (immunocompromised) berada pada risiko yang lebih besar.
Meski begitu, mikroorganisme yang berkembang biak di spons mungkin bukan jenis yang menyebabkanmu sakit.
Sebab, sebagian besar bakteri yang ditemukan oleh studi dalam Nature tidak berbahaya bagi kebanyakan orang.
Mungkin juga, kotoran makanan yang kamu bersihkan bebas dari kuman—meski kemungkinannya tidak menguntungkan jika spons telah bersentuhan dengan unggas mentah.
Tierno menunjukkan, sekitar 80-90 persen ayam mentah mengandung semacam patogen.
Itu tergantung pada kekuatan sistem kekebalanmu, jumlah bakteri yang tertelan, dan jenis bakterinya. Ada jenis bakteri tertentu yang lebih ganas daripada yang lain,” ujar Tierno.
Baca juga: Cara Menjaga Spons Cuci Piring Tetap Bersih dan Bebas Kuman
Menurut Tierno, spons cuci piring tidak harus diganti kecuali mereka sudah benar-benda tidak dapat digunakan dengan baik.
Jika spons sudah robek dan sulit mengambil cairan, seperti air dan sabun cuci piring, sebaiknya kamu membeli spons baru. Hal yang paling penting adalah kamu membersihkan spons setiap hari.
(Sumber: Kompas.com Penulis Nabilla Ramadhian | Editor Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.