Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Psikologis Sering Pamer Harta Menurut Psikolog Sosial

Kompas.com - 06/03/2022, 20:30 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Pamer harta belakangan ini sering dilakukan oleh para pesohor serta orang-orang kaya di Indonesia.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (4/3/2022), pakar media dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nina Widyawati mengatakan, tren pamer harta sebenarnya sudah terjadi sejak lama.

"Pada dasarnya manusia itu suka pamer. Hal ini disebabkan oleh indikator kesuksesan seseorang yang diukur dengan kepemilikan harta," ujar Nina.

Nina mengungkapkan, harta atau kekayaan di beberapa komunitas masyarakat diukur dengan kepemilikan yang melekat di tubuh, seperti perhiasan emas.

Sementara itu, bagi kalangan masyarakat perkotaan modern yang high end (kelas atas), simbol kesuksesan telah bergeser menjadi barang-barang bermerek, baik yang sifatnya mass production maupun custom.

Baca juga: Demi Harta, Suami Bunuh Istri yang Kaya Raya dengan Ular Kobra Lapar 

Dampak psikologis pamer harta di era digital

Menurut Nina, kepemilikan seseorang akan produk yang sifatnya limited edition, sering dipublikasikan di media mainstream, termasuk aksi pamer harta dengan pamer tas mahal, sepatu, jam tangan, dan lain sebagainya,

Kini pamer harta, kata Nina, maknanya bukan hanya sekadar harga diri, tetapi juga sudah terkait ekonomi.

Aksi pamer harta para pesohor di media sosial juga dapat memberi dampak psikologis bagi masyarakat.

Psikolog Sosial, Hening Widyastuti, artis pamer harta adalah fenomena yang miris dan memprihatinkan, karena dapat memberi dampak psikologis bagi masyarakat.

Hening mengatakan, dampak psikologis dari perilaku pamer harta para artis dan pesohor di sosial media salah satunya bisa menambah berat beban psikologis masyarakat.

Baca juga: Seberapa Kaya Para Taipan yang Kuasai Minyak Goreng di Indonesia?

"Dampak psikologis tidak langsung bisa memicu tindak kriminal, seperti pencurian, perampokan, perdagangan narkoba, dan lain sebagainya," kata Hening.

Hening mengatakan, media sosial pun kini dapat mendorong orang memamerkan harta kekayaannya.

Media sosial mudah diakses, dari mana saja, oleh siapa saja, bahkan artis, yang memungkinkan mereka mencari nafkah hanya dengan mengunggah atau mengekspos kekayaannya

(Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com