Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Peluang Capres, Dedi Mulyadi: Saya Mah Orang Kampung, Tidak Ada Tampang

Kompas.com - 29/01/2022, 22:16 WIB
Farid Assifa

Penulis

Dedi Mulyadi ketika dihubungi Kompas.com pada Sabtu (22/1/2022) lalu berharap konten tentang kegiatannya di YouTube bisa mengubah citra seorang anggota DPR di mata masyarakat.

“Jujur saja selama ini anggota DPR selalu salah di mata publik, tidak pernah ada benarnya. Contohnya kalau pejabat eksekutif ke luar negeri tidak pernah jadi sorotan, tapi beda dengan anggota DPR. Begitu juga soal gaji, padahal banyak pejabat yang gajinya lebih besar tapi tidak pernah menjadi sorotan,” ucap Dedi.

Baca juga: YouTube Miliknya Tembus 3 Juta Subscriber, Dedi Mulyadi Berharap Bisa Ubah Citra DPR

 

“Bagi saya ini sebuah kebahagiaan. Dengan 3 juta subscriber, pandangan publik yang selalu mencap anggota DPR negatif, sekarang kinerja saya mendapat respons positif,” lanjutnya.

Popularitas Dedi Mulyadi kemudian masuk ke survei calon presiden yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.

Melansir Tribunnews.com, Dedi Mulyadi yang merupakan politikus Golkar, lebih dipilih responden menjadi Presiden RI dibanding ketua umumnya, Airlangga Hartarto.

Politikus senior Partai Golkar Melchias Markus Mekeng meyakini bahwa elektabilitas Dedi akan terus meningkat karena gaya komunikasinya kepada masyarakat.

Ia melihat Dedi Mulyadi bisa dilirik oleh partai politik lain untuk diusung dalam Pilpres karena memiliki modal elektabilitas yang cukup baik.

"Dedi Mulyadi ini bisa dilirik oleh calon lain yang kuat bisa jadi wapresnya," kata Mekeng dilansir dari Tribunnews.

Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menilai, peluang Dedi Mulyadi di Pilpres 2024 masih tipis.

Oleh karena itu, anggota DPR dari Fraksi Golkar itu harus terus memperluas simpatisan bukan hanya di Jawa Barat, tetapi juga di wilayah lain Indonesia.

Menurut Arif, jika Dedi mampu memompa elektabilitas tentu akan memperbesar peluangnya sehingga dilirik parpol.

"Kemahiran dalam menggunakan sosmed dan kemampuan komunikasi politiknya saya kira juga yang memudahkan memeroleh simpati masyarakat," kata Arief kepada Kompas.com, Sabtu (29/1/2022).

Baca juga: Arteria Dahlan Minta Jaksa Agung Copot Kajati Rapat Berbahasa Sunda, Dedi Mulyadi: Apa Salahnya?

Arif mengatakan, Dedi Mulyadi harus terus menaikkan popularitas dan elektabilitasnya. Ia mesti memperbesar ceruk simpatisan dan pendukung yang tentu akan mengakselerasi elektabilitasnya.

"Artinya, (Dedi Mulyadi) harus memperluas simpatisan, tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga mesti menyasar ke wilayah lain," kata Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com