Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LSI Denny JA: Dedi Mulyadi Berpotensi Jadi Bintang Baru Jawa Barat

Kompas.com - 20/12/2021, 10:30 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Anggota DPR RI dari Golkar, Dedi Mulyadi sangat potensial menjadi bintang baru Jawa Barat.

Kiprahnya di jagat politik nasional, lewat aneka gebrakannya turun ke masyarakat dan merespons berbagai isu rakyat dengan cepat, menorehkan citra positif yang dapat mendongkrak popularitas sekaligus elektabilitasnya.

Demikian disampaikan peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah melalui keterangan tertulis yang kemudian dikonfirmasi ulang Kompas.com, Senin (20/12).

“Kami memang belum turun survei di Jawa Barat. Tapi hasil analisis kami dalam membaca perilaku pemilih pada umumnya, apa yang dilakukan Dedi Mulyadi belakangan ini, sangat potensial mengantar dia menjadi rising star, atau bintang baru di Jawa Barat,” katanya.

Baca juga: Hendak Bantu Pria Koma di Jalan, Dedi Mulyadi Kecewa Sopir Ambulans Malah Pulang

Menurut Toto yang juga Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA ini, Dedi Mulyadi telah berhasil mengisi ruang kosong yang tidak digarap maksimal oleh politisi lain.

Termasuk oleh poltisi seperti Ridwan Kamil, Gubernur Jabar saat ini, yang dulu melejit dan terpilih karena, antara lain, kekuatannya dalam memanfaatkan media sosial.

Dalam analisa Toto, mantan Bupati Purwakarta dua periode yang akrab disapa Kang DM itu, pada dirinya punya kelebihan yang tak dimiliki politisi lain.

Selain karena pengalamannya di aneka ajang kontestasi politik, juga karena kekuatan personalnya, baik secara intelektual, moral maupun ideologikal.

“Kang DM itu mungkin satu dari sekian politisi yang berkarakter. Yang membedakannya, karakter intelektual, moral, dan ideologikalnya itu berbasis pada akar budaya yang sangat kuat. Yaitu, Budaya Sunda, dalam arti peradaban, bukan dalam arti suku, yang terus dihidupkan dan dikampanyekannya dengan penuh percaya diri,” ungkap Toto

Karena itulah, lanjut Toto, dalam banyak kesempatan, sejumlah tokoh dan masyarakat Jawa Barat mendaulat Kang DM sebagai “Bapak Aing” dan “Bapak Orang Sunda”, sebuah ungkapan yang memberi pesan telah datangnya kembali sosok pelestari budaya dan peradaban Sunda yang hilang ribuan tahun lalu.

Toto tidak memungkiri peran kuat media sosial, khususnya Youtube, dalam mengantar moncernya nama Dedi Mulyadi belakangan ini.

“Harus jujur diakui, Kang DM melesat karena ada peran Sosmed. Tapi, sehebat apapun sosmed itu, termasuk Youtube, tak akan berarti apa-apa jika tak dibarengi dengan konten yang kuat dan news value, termasuk isu-isunya yang public interest,” tegasnya.

Dalam pandangan Toto, pada bagian itulah, Kang DM berhasil mengisi kekosongan yang tak diisi politisi lain dengan cerdas.

Baca juga: Tengok Santriwati Korban Pencabulan Guru Pesantren, Dedi Mulyadi Jadi Orangtua Angkat

 

Selain dilakukan dengan natural karena bergerak beradasarkan panggilan spontan hati yang berbasis pada semangat menghidupkan nilai-nilai luhur budaya sunda, Kang DM juga bermain dengan isu yang memiliki public interest kuat.

Toto menyebut isu yang kerap diusung Dedi Mulyadi, antara lain, masalah lingkungan, kebersihan, kedisiplinan, nasib wong cilik lewat aneka bantuan sosial, kedaulatan pangan, persatuan dan spirit menjaga kedaulatan NKRI dari tangan- tangan jahil asing.

Toto berpendapat, jika Kang DM konsisten dengan isu-isu penting di atas, dan tidak melakukan blunder yang kontraproduktif, pamornya akan makin melesat bukan saja menjadi bintang Jawa Barat, tapi juga potensial menjadi bintang baru nasional.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com