Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Ini Deretan Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Asam Urat

Kompas.com - 18/12/2021, 08:00 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

Sebaliknya, penderita asam urat harus berusaha menghindari konsumsi minuman, seperti soda manis, serta makanan olahan yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi sebagai aditif.

Makanan tinggi karbohidrat

Penderita asam urat juga perlu membatasi konsumsi makanan tinggi karbohidrat. Sebab, makanan tinggi karbohidrat dapat meningkatkan gula darah dalam tubuh.

Selain itu, karbohidrat juga dapat memainkan peran dalam perkembangan resistensi insulin. Ini memiliki hubungan yang kuat dengan kadar asam urat yang tinggi.

Setiap makanan yang mengandung karbohidrat memiliki skor indeks glikemik (GI). Ini mengukur seberapa banyak makanan meningkatkan gula darah seseorang.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan asam urat mungkin harus membatasi konsumsi karbohidrat agar GI tetap rendah. Beberapa makanan berkarbohidrat GI tinggi yang harus dibatasi meliputi :

  • Sereal
  • Sarapan buah-buahan seperti nanas, pisang, semangka, anggur, dan mangga, serta jus buah
  • Sayuran bertepung, seperti kentang, jagung, labu musim dingin, dan parsnip nasi roti putih
  • Makanan ringan seperti kue kering, donat, keripik, pretzel, kue, dan pop tart
  • Makanan lain yang harus dibatasi karena mengandung karbohidrat dan memiliki skor GI tinggi termasuk minuman manis dan saus manis.

Baca juga: 6 Gejala Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

Gejala asam urat

Dikutip dari Mayo Clinic, asam urat memiliki gejala yang bisa muncul secara mendadak dan sering dirasakan pada malam hari.

Berikut beberapa gejala asam urat:

  1. Nyeri sendi yang parah dan mendadak
  2. Ketidaknyamanan setelah nyeri sendi, kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga minggu dari hari pertama nyeri sendi yang parah
  3. Sendi bengkak
  4. Sendi kemerahan
  5. Sendi terasa hangat dan lunak saat ditekan
  6. Jika asam urat dibiarkan tanpa penanganan, nyeri sendi dapat semakin parah dan menyebabkan penderita tidak dapat menggerakkan persendian secara normal.

(Sumber:Kompas.com/Galih Pangestu Jati | Editor:Galih Pangestu Jati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com