Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut Varian Omicron Memiliki Gejala yang Lebih Ringan daripada Varian Delta

Kompas.com - 11/12/2021, 19:10 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Covid-19 varian Omicron terus menyebar ke berbagai negara di dunia. Omicron merupakan virus corona varian baru yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan varian Omicron ke dalam kategori variant of concern (voc). Sebuah kategori yang sama dengan varian Delta, yang saat ini merupakan varian dominan penyebaran Covid-19 saat ini.

Kendati begitu, dari data awal yang diterima oleh WHO, varian Omicron disebut memiliki gejala yang lebih ringan daripada varian Delta.

Namun, varian Omicron disebut lebih mudah menginfeksi kembali orang-orang yang sudah pernah terjangkit Covid-19 atau sudah divaksinasi, dibanding varian corona lainnya.

Baca juga: WHO: Risiko Infeksi Ulang Varian Omicron Mungkin Lebih Tinggi, tapi Gejala Ringan

“Data yang muncul dari Afrika Selatan menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, Rabu (8/12/2021), dikutip dari AFP.

"Ada juga beberapa bukti bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta," sambungnya.

Namun, Tedros menekankan perlunya lebih banyak data sebelum menarik kesimpulan yang lebih pasti tentang Omicron.

Karena itu ia meminta negara-negara untuk meningkatkan pengawasan mereka guna membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana perilaku Omicron.

Saat ini muncul kekhawatiran global terhadap varian Omicron yang bisa menular dengan sangat cepat, sehingga memaksa puluhan negara memberlakukan kembali pembatasan dan meningkatkan kemungkinan kembalinya lockdown yang bisa merugikan perekonomian.

Kendati begitu, Tedros menegaskan, apabila ternyata terbukti secara pasti Omicron tidak mengakibatkan penyakit yang parah, kewaspadaan terhadap Covid-19 tidak boleh mengendur.

"Kelengahan apa pun sekarang akan menelan korban jiwa," tutur Tedros.

Baca juga: WHO Peringatkan, Dunia Harus Bertindak Cegah Penyebaran Omicron

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berpidato dalam peluncuran kerja sama tahunan dengan Qatar, untuk membuat Piala Dunia 2022 dan ajang-ajang olahraga akbar lainnya tetap sehat dan aman, di Jenewa, Swiss, 18 Oktober 2021.KEYSTONE/FABRICE COFFRINI via AP Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berpidato dalam peluncuran kerja sama tahunan dengan Qatar, untuk membuat Piala Dunia 2022 dan ajang-ajang olahraga akbar lainnya tetap sehat dan aman, di Jenewa, Swiss, 18 Oktober 2021.

Senada dengan Tedros, Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan menyebut sejauh ini data yang ada menunjukkan bahwa varian Omicron mentransmisikan virus secara efisien dan mungkin lebih efisien daripada varian Delta.

"(Namun) Itu bukan berarti virus tidak bisa dihentikan," katanya.

"Tapi itu berarti virus lebih efisien dalam menularkan antarmanusia. Dan oleh karena itu kita harus menggandakan upaya kita untuk memutus rantai penularan itu untuk melindungi diri kita sendiri agar melindungi orang lain," jelas Ryan.

Karena itu, sekalipun varian Omicron tidak lebih berbahaya daripada varian Delta, penularannya yang sangat cepat tetap bisa membuat lebih banyak orang menjadi sakit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com