Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Hunian akan Tumbuh Pesat Tahun 2022, Rumah Subsidi Fokus Utama

Kompas.com - 11/12/2021, 17:45 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Pertumbuhan kredit pada tahun 2022 bisa mencapai double digit atau dua digit yang ditopang membaiknya pasar properti dan ekonomi Indonesia.

Hal ini disampaikan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang yakin pertumbuhan kredit sudah mencapai 5,2 persen.

“Perseroan optimis dengan dukungan pemerintah untuk rumah subsidi dengan skema FLPP yang terus meningkat dan pasar properti non subsidi juga membaik, pertumbuhan kredit kami tahun depan bisa double digit antara 10 persen,” kata Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo, dalam webinar “Prospek Pembiayaan Perumahan 2022” di Jakarta, Kamis (9/12/2021).

Menurut Haru, hingga semester I-2021 pertumbuhan kredit mencapai 6 persen dan sampai kuartal III ada peningkatan sebesar 2 persen dan sampai akhir tahun pertumbuhannya sudah di atas rata rata perbankan. Peningkatan tersebut didukung oleh pembiayaan rumah subsidi yang juga menjadi fokus BTN.

“Dari pertumbuhan 6 persen tersebut tentu sektor MBR ini pertumbuhannya cukup tinggi 10-11 persen, ” terangnya.

Baca juga: Prospek Pertumbuhan Bisnis Hunian Menggeliat di 2022, Ini Pendorongnya

Lebih lanjut, BTN juga akan menyasar kelas menengah yang memiliki penghasilan di atas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga rumah di atas Rp 200 juta sampai Rp 500 jutaan dengan potensi pembiayaan KPR cukup besar dan tahun 2022.

“BTN juga akan memfokuskan kepada kelas menengah atas MBR dengan harga rumah diatas Rp 200 juta dan dibawah Rp 500 juta,” ungkapnya.

Haru menjelaskan adanya kebijakan pemerintah mengenai insentif pajak (PPN) rumah di bawah Rp 2 miliar, kebijakan Loan to Value (LTV) dan program lainnya berdampak positif untuk sektor perumahan terutama juga kelas menengah atas yang mulai meningkat.

Selain itu, BTN juga bekerjasama dengan lembaga-lembaga dan perusahaan yang menyediakan pendanaan murah dan jangka panjang.

Salah satunya dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dan BP Jamsostek Ketenagakerjaan yang menyediakan pendanaan bagi perumahan.

Adapun tantangan terbesar perbankan dalam pembiayaan perumahan ini adalah masih sedikitnya lembaga keuangan yang menyediakan dana murah dan jangka panjang.

Karena itu, kehadiran BP Tapera ini sangat membantu dalam pembiayaan perumahan untuk jangka panjang dan stabil.

“Hadirnya BP Tapera menjawab kebutuhan pendanaan jangka panjang dan tentu stabil dan kami juga berpartner dengan developer,” ujar Haru.

Sementara itu Komisioner BP Tapera Adi Setianto menjelaskan saat ini BP Tapera pada 2022 ditugaskan pemerintah mengelola dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan juga mengelola dana Tapera.

Dana Tapera saat ini sudah mencapai Rp 9,4 triliun, dimana Rp 2,7 triliun sudah siap untuk disalurkan kepada para ASN yang ingin memiliki rumah pertama, ataupun juga mau merenovasi rumah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com