Liburan Sambil Bekerja di Australia? Begini Kisah Anak Muda Indonesia

KOMPAS.com - Ingin liburan sambil bekerja dan dibayar di Australia? Anak muda asal Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan mendaftar visa Working Holiday (WHV).

Kamu bisa mengikuti jejak anak-anak muda asal Indonesia lainnya.

Contohnya Husniati, 26 tahun asal Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ia tiba di Australia sejak Maret 2020 dengan visa WHV.

Meski selama pandemi Covid-19 Australia memberlakukan lockdown, lowongan kerja di sana masih terbuka lebar.

Menurut Husniati, justru banyak lowongan kerja sebagai pemetik buah di Australia, karena berkurangnya pekerja WHV dan backpacker. Sehingga ia bisa memilih pekerjaan yang sesuai keinginannya.

"Sekarang ini kerjaan yang mencari kita, bukan kita yang mencari kerja," katanya.

Seperti apa bekerja di sektor pertanian sambil liburan di Australia dengan WHV?

Baca juga: Macam-macam Jenis Visa

Pemetik buah dibayar per jam

Sebelumnya Husniati sudah bekerja di beberapa ladang pertanian di negara bagian Queensland.

Awal November 2021 silam, terdapat sistem kerja pemetik buah di Australia. Setiap orang yang bekerja sebagai pemetik buah di Australia dibayar dengan sistem upah per jam dengan bayaran minimum, tidak lagi dibayar berdasarkan berapa yang petik.

Keputusan tersebut dikeluarkan oleh lembaga Fair Work Comission dalam waktu dekat segera akan diberlakukan.

Husniati seniri mulai minggu depan akan bekerja sebagai pemetik buah cherry di Shepparton, sekitar 190 kilometer dari kota Melbourne.

"Saya sudah pernah bekerja memetik buah lemon, juga memetik tomat di Queensland," katanya kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.

"Juga sudah pernah bekerja dibayar per keranjang dan juga bekerja dibayar per jam."

Ia mengaku lebih memilih bekerja dengan sistem bayaran berdasarkan berapa banyak keranjang dari hasil buah yang dipetiknya setiap hari.