Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar BUMN yang Tanggung Utang Segunung, Mana Paling Banyak?

Kompas.com - 20/11/2021, 18:55 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

3. PT Waskita Karya

Dilansir dari Kontan, Jumat (26/3/2021), BUMN konstruksi, PT Waskita Karya juga tengah dalam kondisi sulit.

Sepanjang 2020, emiten berkode WSKT tersebut mengantongi pendapatan sebesar Rp 16,19 triliun, turun 48,42 persen dari realisasi pada 2019 yang mencapai Rp 31,39 triliun.

Penurunan pendapatan turut menekan bottom line WSKT. Apalagi jumlah beban pokok lebih besar dari pendapatan yang dibukukan yaitu mencapai Rp 18,17 triliun.

Padahal pada 2019 anggota indeks Kompas100 ini, masih membukukan laba bersih sebesar Rp 938,14 miliar.

Beban terus menekan kinerja keuangan lantaran adanya kenaikan beban umum dan administrasi dari Rp 1,32 triliun menjadi Rp 1,66 triliun. Kemudian beban lain-lain WSKT juga tercatat naik signifikan dari Rp 197,8 miliar menjadi Rp 1,38 triliun.

Per akhir 2020, Waskita Karya tercatat memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp 89,01 triliun.

Liabilitas tersebut didominasi oleh liabilitas jangka pendek yaitu mencapai Rp 48,24 triliun. Sementara itu jumlah ekuitas WSKT tercatat sebesar Rp 16,58 triliun.

Baca juga: Waskita Karya Bidik Proyek Ibu Kota Baru di Kalimantan

4. PT Krakatau Steel (KRAS)

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (29/9/2021), akumulasi utang KRAS yang dimulai pada 2011-2018 mencapai Rp 31 triliun.

KRAS terus melakukan pembenahan di seluruh lini dan aktivitas usaha.

Manajemen baru Krakatau Steel telah melakukan restrukturisasi utang pada Januari 2020 sehingga beban cicilan dan bunga menjadi lebih ringan guna memperbaiki kinerja keuangan.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, proses pembenahan Krakatau Steel ini membutuhkan waktu setidaknya tiga tahun untuk melihat hasilnya.

Baca juga: Garuda Indonesia: Pendapatan Rp 8,06 Triliun, Tapi Biaya Operasional Rp 18,31 Triliun

5. PT Garuda Indonesia

Diberitakan Kompas.com, Selasa (9/11/2021), kondisi keuangan Garuda Indonesia saat ini memiliki ekuitas negatif sebesar 2,8 milliar dollar AS atau sekitar Rp 40 triliun per September 2021.

Saat ini, liabilitas atau kewajiban Garuda Indonesia mencapai 9,8 miliar dollar AS, sedangkan asetnya hanya sebesar 6,9 miliar dollar AS.

Dengan kata lain, perusahaan memiliki utang yang lebih besar ketimbang asetnya.

Baca juga: Sederet BUMN yang Punya Utang Segunung, dari Garuda hingga PLN

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoarmodjo bahkan menyebut, PT Garuda Indonesia secara teknis sudah mengalami bangkrut, namun belum secara legal.

Ia menjelaskan, liabilitas Garuda Indonesia mayoritas berasal dari utang kepada lessor yang nilainya mencapai 6,35 miliar dollar AS.

Selebihnya, ada utang ke bank sekitar 967 juta dollar AS, dan utang dalam bentuk obligasi wajib konversi, sukuk, dan KIK EBA sebesar 630 juta dollar AS.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Yohana Artha Uly, Kiki Safitri | Editor: Yoga Sukmana, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Bambang P. Jatmiko)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com