KOMPAS.com - Hujan lebat melanda sejumlah wilayah di Indonesia menyebabkan munculnya bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang.
Salah satunya banjir yang terjadi di Alor Nusa Tenggara Timur (2/11/2021) dan di Kota Batu, Malang, Jawa Timur (4/11/2021).
Akibat bencana ini, banyak menenggelamkan rumah warga, sawah dan fasilitas umum warga rusak, bahkan mengakibatkan korban jiwa.
Seperti diketahui, umumnya bencana banjir ini terjadi akibat curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang turun.
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari PhD mengatakan bahwa saat ini sebagian besar wilayah di Pulau Jawa memang memasuki musim peralihan, yaitu dari musim kemarau ke musim hujan.
"Untuk sebagian besar (Pulau) Jawa memang sekarang musim peralihan, dari musim kemarau ke musim hujan," ujarnya.
Baca juga: Sering Hujan dan Banjir, Apakah Sudah Masuk Puncak Musim Hujan? Ini Kata BMKG
Hal ini yang menyebabkan sejumlah wilayah mengalami hujan lebat disertai petir atau kilat dan anging kencang, sehingga masyarakat diminta untuk waspada terhadap banjir bandang dan bencana hidrometeorologi lainnya.
Namun Supari menambahkan, puncak musim penghujan di Indonesia terjadi pada waktu yang beragam.
Ia memperkirakan puncak musim hujan bukan pada bulan November atau Desember tahun ini.
"Puncak musim hujan (terjadi) beragam di Indonesia, paling banyak di Bulan Januari dan Februari," ujarnya.
Adapun penyebab curah hujan tinggi saat ini, yakni karena MJO sedang aktif di pesisir barat Sumatra, dan berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat meliputi Samudra Hindia barat Aceh, perairan barat hingga utara Aceh, Aceh, Sumatera Utara.
Selain itu, ada pula pengaruh dari gelombang ekuator yang terjadi di Indonesia, yaitu Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat.
Gelombang rossby ekuator mempengaruhi wilayah Samudra Hindia barat Sumatera, Aceh, Sumatera Utara, Selat Malaka, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Samudra Hindia selatan Jawa - NTT, Sulawesi Utara, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua, dan perairan utara Halmahera hingga Papua yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Berikut ini mitigasi bencana saat musim hujan yang perlu dilakukan pihak-pihak terkait, antara lain:
Memastikan kapasitas dan tata kelola air siap untuk menampung peningkatan curah hujan dan memastikan saluran air atau drainase tidak tersumbat atau lancar.