Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mark Zuckerberg Ingin Wujudkan "Metaverse", Dunia Virtual Baru di Masa Depan

Kompas.com - 31/10/2021, 08:58 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - CEO Meta Mark Zuckberg ternyata memiliki visi untuk mewujudkan yang disebut "metaverse" setelah resmi mengubah nama Facebook sebagai perusahaan induknya menjadi Meta, Kamis (28/10/2021).

Salah satu bagian dari visi perusahaan media sosial tersebut getol mengembangkan realitas virtual untuk masa depan.

Meta berambisi untuk mewujudkan "metaverse" yaitu sebuah program yang akan mengaburkan batas antara fisik dan dunia digital.

Lantas, seperti apa gambaran "metaverse" yang akan direalisasikan oleh bos Facebook, Instagram dan WhatsApp tersebut?

Zuckerberg dalam pidatonya mengatakan bahwa visinya adalah masa depan.

“Dalam dekade berikutnya, Metaverse akan menjangkau satu miliar orang, memposting ratusan miliar dollar AS perdagangan digital, dan mendukung pekerjaan bagi jutaan pencipta dan pengembang,” kata Zuckerberg.

Selama Zuckerberg berpidato, perusahaan menekankan selusin terobosan teknologi utama untuk sampai ke "Metaverse" generasi berikutnya.

Facebook juga mengumumkan rencana untuk mempekerjakan 10.000 orang di Uni Eropa untuk membangun "Metaverse”.

Zuckerberg sendiri akan muncul sebagai promotor terkemuka dari konsep tersebut. Kata “Metaverse” sebenarnya diciptakan oleh Neal Stephenson pada 1992 dalam novelnya, Snow Crash.

Dalam “Metaverse” Stephenson menggambarkan mana orang-orang mengenakan headset realitas virtual untuk berinteraksi di dalam dunia digital.

Baca juga: Facebook Ganti Nama Jadi Meta, Mark Zuckerberg Promosikan “Metaverse”

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, di kalangan Silicon Valley, perubahan nama dan citra bukanlah hal yang aneh saat mereka berupaya untuk memperluas layanan mereka.

Pada 2015, Google mendirikan Alphabet Inc sebagai perusahaan induknya untuk memperluas di luar bisnis mesin pencari dan periklanan.

Selain itu, Alphabet Inc mengawasi berbagai usaha lain hingga menyediakan layanan internet di daerah terpencil.

Apa itu metaverse?

Istilah "metaverse" sebenarnya pertama kali muncul dalam novel fiksi ilmiah berjudul Snow Crash karangan penulis Neal Stephenson pada 1992.

Novel bergenre dystopian itu menggambarkan manusia yang direpresentasikan dengan avatar, dapat saling berinteraksi dalam ruang tiga dimensi (3D).
Hampir tiga dekade yang lalu, istilah metaverse ini hanyalah konsep belaka.

Namun, dengan perkembangan teknologi yang pesat seperti saat ini, perusahaan teknologi sudah mulai ingin membangun metaverse.

Metaverse adalah dunia virtual baru

Sebenarnya belum ada definisi pasti dari istilah apa itu metaverse.

Namun, sekarang, istilah ini kerap digunakan untuk menggambarkan sebuah dunia virtual baru tempat orang dapat bermain game, bekerja, dan berkomunikasi dengan orang lainnya dalam lingkungan virtual.

Bahkan kepala perusahaan pengembang game Epic Games, Tim Sweeney mengatakan metaverse bisa digunakan perusahaan untuk mengiklankan produknya terlebih dahulu, dan memungkinkan pengguna bisa menjajal produk tersebut secara online.
Sebelum seseorang benar-benar membeli dan menggunakan produk itu di dunia nyata.
Semua hal itu dimungkinkan karena sudah tersedianya perangkat Virtual Reality (VR).

Meski sejauh ini, VR kebanyakan masih dimanfaatkan untuk keperluan bermain game atau video. Metaverse akan sangat mengandalkan VR karena teknologi ini mampu menciptakan dunia simulasi 3D.

Baca juga: Facebook Ganti Nama Jadi Meta, Apa Dampaknya bagi Pengguna?

Simulasi ini bisa mirip seperti dunia nyata atau dunia imajinasi sekalipun. VR dapat membawa pemandangan, suara, dan sensasi lainnya lewat perangkat seperti kacamata dan headset.

Memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan dunia 3D dengan mensimulasikan indra sebanyak mungkin, seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, bahkan penciuman.

Eksperimen metaverse Facebook

Sejauh ini, Facebook sudah bereksperimen membuat metaverse miliknya sendiri, khususnya untuk keperluan kerja dan berkomunikasi.

Misalnya dengan aplikasi berupa ruang kantor berbasis VR yang diberi nama Horizon Workrooms.

Horizon Workrooms menyediakan ruang pertemuan virtual yang dapat digunakan sebagai sarana tatap muka secara online.

Aplikasi ini dioperasikan melalui headset VR Oculus Quest 2 buatan Facebook.

Di Horizon Workrooms, partisipan yang berada di ruang rapat virtual akan diilustrasikan dalam bentuk avatar 3D yang tampilannya bisa diubah-ubah sesuai kehendak.

Baca juga: Facebook Ingin Kembangkan Metaverse, Apa Itu?

Saat sesi pertemuan berlangsung, pengguna juga dimungkinkan untuk melakukan video call yang nantinya akan dimunculkan dalam layar presentasi virtual.

Ruangan ini turut menyediakan fasilitas papan tulis yang bisa digunakan untuk menulis materi rapat dengan mengandalkan controller dari Oculus Quest 2.

Penulis Danur Lambang Pristiandaru, Galuh Putri Riyanto | Editor Danur Lambang Pristiandaru, Reska K. Nistanto)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com