Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kota-kota di Dunia yang Diprediksi Tenggelam, dari Venice hingga Jakarta

Sebuah studi memaparkan sebuah kota memiliki berat dan berpotensi tenggelam jika tidak sanggup lagi menanggung beban di atasnya. 

San Francisco, misalnya, diperkirakan menanggung beban berat bangunan sekitar 1.6 triliun kilogram menurut sebuah studi yang dilakukan Tom Parsons, seorang pakar gempa bumi di U.S. Geological Survey.

Berat ini saja sudah membuat permukaan kota indah di California Utara itu telah menurun lebih dari 7.6 cm.

Studi ini memang tidak terlepas dari kian menurunnya sebagian permukaan tanah di kawasan downtown kota San Francisco, Amerika Serikat (AS).

Bahkan Millennium Tower, sebuah kondominium setinggi 197 meter yang baru dibangun pada tahun 2009 lalu, telah tenggelam sekitar 41 cm selama satu dekade terakhir.

Pada tahun 2018, sebagai contoh, BBC pernah mengulas isu ini dengan tajuk sensasional, "Jakarta, the fastest-sinking city in the world." (Jakarta, kota tercepat tenggelam di dunia). Bukan hanya BBC, situs Wikipedia juga menyebutkan hal yang hampir sama.

Lalu benarkah prediksi ini? Tentu bisa saja terjadi jika kota-kota tersebut tidak melakukan upaya apapun.

Selain mengurangi beban kota, deretan kota di atas ini pun telah melakukan berbagai upaya lain untuk melindungi bencana yang bisa saja terjadi di masa depan.

Dari berbagai sumber, mari kita kunjungi beberapa kota yang diprediksi bakal tenggelam itu.

Dari Venice di Italia, New Orleans dan Miami di Amerika Serikat dan Bangkok di Thailand. Termasuk Jakarta juga.

Nama Venice (Venezia) termasuk paling sering disebut sebagai salah satu kota yang terancam tenggelam. Betapa tidak, kota ini hanya dibangun di atas 118 pulau yang dikitari 177 kanal dan terhubung satu sama lain dengan sekitar 400 jembatan.

Selain itu, Venice juga menghadapi ancaman yang tidak terbayangkan sebelumnya. Itulah fenomena acqua alta (pasang air laut) yang telah berkali-kali menenggelamkan sebagian besar permukaan San Marco, kawasan wisata paling populer di pulau itu. 

Alhasil, permukaan kota berjuluk Sang Ratu dari Adriatik (the Queen of the Adriatic) ini terus menurun dari tahun ke tahun.

Dari sebuah berita di situs www.venezialines.com, kecepatan tenggelam kota termasyhur di atas air ini berkisar antara 1-2 mm per tahun.

Venice tentu saja tidak tinggal diam. Setidaknya sejak 2003, Venice telah mengerjakan sebuah projek raksasa penghalang banjir yang dikenal dengan nama Module Sperimentale Elettromeccanico (Mose). Proyek senilai 6 miliar euro ini diperkirakan selesai pada akhir tahun ini.

Proyek ini terdiri dari lebih 70 gerbang bawah air besar berwarna kuning yang ditempatkan di tiga pintu masuk yang memisahkan Laut Adriatik dan laguna Venice.

Gerbang dirancang untuk naik selama air pasang yang tidak normal dan menutup rapat laguna.

Apakah Venice bisa bertahan? Dengan projek Mose ini, Venice mungkin saja bisa diselamatkan. 

New Orleans, Louisiana di AS

New Orleans tidak dapat dipisahkan dari musik dan festival. Kota ini dikenal sebagai kota tempat lahirnya musik jazz.

Tentu juga terkenal dengan berbagai perayaan tahunan nan meriah, seperti Mardi Gras, Jazz Festival, dan Sugar Bowl. 

Sebuah studi yang dilakukan NASA pada tahun 2016 mengungkapkan bencana yang tidak kalah mencemaskan.

Kota yang terletak di delta Sungai Mississippi ini bakal tenggelam. Permukaan kota ini kini terus menurun pada kecepatan sekitar 5 cm per tahun.

Dengan kata lain, pada tahun 2100, New Orleans praktis akan berada di bawah permukaan laut.

Pemerintah AS sendiri telah menghabiskan sekitar 14 miliar dolar AS untuk membangun tanggul dan 'flood-walls' (dinding banjir) untuk melindungi kota ini.

Akan tetapi, kini salah satu proyek pekerjaan umum terbesar dalam sejarah itu mulai diragukan.

Miami Beach, Florida di AS

Masih di wilayah Pantai Timur AS, inilah salah satu destinasi pantai paling menakjubkan di dunia. Namun, kota pantai yang sangat sering muncul di berbagai film buatan Hollywood itu kini terancam tenggelam. Miami hanya sekitar 3 kaki (91.44 cm)  di atas permukaan laut.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change, permukaan laut bakal dengan mudah melewatinya akibat perubahan Iklim yang terjadi.

Kota ini pun diprediksi akan berada di bawah permukaan laut pada pergantian abad. Akan tetapi, tidak seperti kota lainnya, Miami meresponsnya secara berbeda.

Dikutip dari harian The New York Times, pemerintah setempat memilih untuk hidup lebih dekat dengan air.

Misalnya, fokus pada meninggikan rumah, jalan-jalan disesuaikan, konstruksi lebih jauh ke pedalaman, dan lain-lain.

Tidak kalah pentingnya adalah menciptakan lebih banyak ruang terbuka untuk mengelola banjir di wilayah dataran rendah.

Bangkok, ibu kota Negeri Gajah Putih Thailand, adalah salah satu destinasi paling populer di kawasan Asia.

Bukan hanya aset wisata sejarah dan budayanya saja, tetapi wisata belanja dan kulinernya pun jarang ada bandingan.

Menurut Thai Geo-Informatics and Space Technology Development Agency' (Gistada), seperti dikutip dari situs Global Geneva, salah satu biang keladinya tidak lain dari ekstraksi air tanah yang berlebihan. Meskipun secara resmi sudah dilarang, tetapi praktek semacam ini masih terus berlanjut.

Bagaimana nasib Bangkok selanjutnya? Tidak ada yang bisa memastikan.

Semoga saja Bangkok tidak seperti julukannya selama ini, yakni "Venice of the East". Boleh, soal sama cantiknya, tetapi jangan sampai ikut mengapung. Bukan di Teluk Adriatik, tetapi di Teluk Thailand.

Jakarta di Indonesia

Jika ada peringkat dunia yang sama sekali tidak membanggakan, maka inilah salah satunya. Jakarta kerap menempati peringkat pertama di antara kota-kota di dunia yang diperkirakan tenggelam pada tahun 2100. BBC pun ikut menegaskan status Jakarta sebagai "The Fastest Sinking City" di dunia.

Lalu, apa yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk menghadapi ancaman ini? 

Selain upaya pengalihan ekstraksi air tanah ke air PAM, juga telah dibangun Tanggung Laut Raksasa (Giant Sea Wall) yang masih terus dikerjakan.

Pemerintah pusat sendiri telah memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur.

Betapapun, tenggelamnya kota-kota ini sebagian memang disebabkan perubahan alam. Tetapi, sebagiannya lagi akibat ulah warga kota itu sendiri. Kini saatnya untuk lebih bersahabat dengan lingkungan kita. Setuju?

Jika tidak, pada suatu masa di abad berikutnya, boleh jadi kota terapung tidak lagi monopoli Venezia. 

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kota-kota yang "Tenggelam", dari Venice hingga Jakarta"

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/04/15/070000281/kota-kota-di-dunia-yang-diprediksi-tenggelam-dari-venice-hingga-jakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke