Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gempa Banten, Ternyata Ahli Sudah Ingatkan Mitigasi Gempa di Jakarta Sejak Tahun 2018

KOMPAS.com - Gempa bumi tektonik bermagnitudo M 6,7 mengguncang wilayah Banten pada pukul 16.05 WIB, Jumat (14/1/2022).

Meski berpusat di laut Banten, tetapi dampak getaran dari guncangan gempa bumi ini dirasakan di berbagai daerah seperti Depok, Jakarta dan Bogor.

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa tersebut berada di 52 kilometer barat daya Sumur, Banten, tepatnya di koordinat 7,01 LS dan 105,26 BT dengan kedalaman 10 kilometer.

Ternyata, persoalan gempa yang mengguncang atau terasa di Jakarta ini pernah dibahas sejak 2018 lalu.

Pada pertengahan tahun 2018 lalu, sempat beredar isu akan terjadinya gempa bermagnitudo 8,7 di Jakarta di media sosial.

Banyak pihak dan ahli pun turut memberikan analisis berdasarkan data yang ada mengenai hal ini, termasuk mitigasi jika terjadi gempa yang guncangannya terasa di Jakarta seperti yang terjadi hari ini.

Pada tahun 2018 lalu, BMKG juga pernah menyatakan bahwa Jakarta berpotensi terus menerus terdampak gempa dari patahan di sekitarnya.

Chairman Sentinel Aisa Tsunami Working, Abdul Muhari dalam opininya di Harian Kompas, Jumat (9/3/2018) menjelaskan bahwa potensi gempa Jakarta itu bukanlah terjadi akibat sumber gempa atau sesar aktif di bawah Jakarta atau yang melewati Jakarta.

Akan tetapi, sumber gempa Jakarta yang dimaksud oleh prediksi BMKG ketika itu adalah megathrust atau sumber gempa besar di selatan Banten, Jawa Barat, yang membutuhkan antisipasi lebih terutama di kawasan pesisir provinsi tersebut.

Saran mitigasi gempa sejak 2018

Menurut Abdul, untuk melakukan langkah-langkah antisipasi gempa, melihat karakteristik gempa menjadi penting.

Hal ini perlu diketahui, karena belajar dari persiapan Kota Tokyo di Jepang dalam menghadapi gempa, ancaman gempa yang diantisipasi sangat jelas, yakni perulangan dari gempa Great Kanto Earthquake yang sudah sangat well studied dengan estimasi kekuatan M 7,9-8,2.

"Dengan demikian, upaya mitigasi yang dilakukan pun sangat jelas, mulai dari penguatan standar bangunan, jalur evakuasi, jalur air untuk antisipasi kebakaran pascagempa, hingga waktu pemulihan infrastruktur dasar dihitung dengan pasti," imbuhnya.

Tanpa mengetahui karakteristik gempa yang akan terjadi, menurut Abdul, mustahil rencana mitigasi bisa disusun dengan baik.

Saat itu, Abdul menyampaikan bahwa ada banyak peran yang bisa diambil dan dilakukan oleh setiap pihak-pihak terkait, mulai dari pemerintah, pemilik aset baik individu maupun korporasi.

"Untuk fase pra-bencana (mitigasi dan kesiapsiagaan), peran pemerintah adalah membuat dan memastikan regulasi mengenai standar bangunan, tata ruang, dan edukasi berjalan baik," jelas Abdul.

Pada saat bersamaan, ia menyoroti regulasi tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk perencanaan gedung atau bangunan di kawasan rawan gempa di Indonesia.

SNI perencanaan gedung atau bangunan di kawasan rawan gempa ini diperlukan supaya ketika bencana gempa itu terjadi, maka tidak ada korban jiwa yang berjatuhan akibat tertimpa bahan bangunan yang retak setelah diguncang gempa.

Para ahli selalu mengingatkan bahwa gempa bumi pada dasarnya tidak akan langsung menelan korban jiwa. Namun, bangunan yang retak atau rusak akibat guncangan gempa dan jatuh menimpa tubuh seseoranglah yang akan menyebabkan adanya korban jiwa saat bencana itu terjadi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com melalui berbagai platform media sosial yang ada hingga Jumat siang (14/1/2022), banyak yang melaporkan terjadinya kerusakan dan robohnya bangunan di sekitar mereka berada ketika gempa Banten yang terasa hingga Jakarta ini terjadi.

Selain membuat regulasi, menurut Abdul, pemerintah juga perlu mengkomunikasikan potensi risiko kepada masyarakat. Hal ini dianggapnya bisa meminimalkan dampak yang mungkin terjadi.

"Imbauan tanpa arahan upaya mitigasi yang terukur serta dorongan regulasi yang tepat tentu hanya akan menimbulkan kerasahan di masyarakat," katanya.

(Sumber : Kompas.com Penulis Ellyvon Pranita | Editor Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/01/15/075800881/gempa-banten-ternyata-ahli-sudah-ingatkan-mitigasi-gempa-di-jakarta-sejak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke