Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Kompas.com - 29/04/2024, 05:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Populer Tren sepanjang Minggu (28/4/2024) adalah soal dampak La Nina di Indonesia dan fakta bahwa beberapa makanan ternyata mengandung mikroplastik.

Diketahui, El Nino menerjang wilayah Indonesia di tahun 2023. Fenomena cuaca ini membuat Indonesia memiliki suhu yang lebih panas dari biasanya.

Di pertengahan 2024, diperkirakan El Nino akan segera berakhir dan berpotensi digantikan oleh La Nina.

Berikut populer kanal Tren selengkapnya:

1. Dampak La Nina bagi Indonesia

El Nino yang menerjang Indonesia sepanjang 2023 diperkirakan akan segera berlalu.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa fenomena El Nino nantinya berpotensi digantikan oleh La Nina.

Saat ini, El Nino sedang berada di fase lemah yang akan berlangsung hingga akhir April 2024.

Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari mengatakan, La Nina adalah anomali iklim yang disebabkan adanya penyimpangan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur yang mendingin atau di bawah normal.

Lantas, apa dampak La Nina?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

2. Beberapa makanan ternyata mengandung mikroplastik

Tanpa kita sadari, makanan yang dikonsumsi sehari-hari ternyata terkontaminasi mikroplastik berbahaya.

Mikroplastik adalah material plastik yang ukurannya lebih kecil dari 5 milimeter hingga 1 mikron. Karena ukurannya kecil, mikroplastik dapat dimakan bakteri, amoeba, dan plankton yang hidup di perairan.

Lalu, hewan lebih besar akan memangsa bakteri tersebut, sehingga menimbun mikroplastik dalam tubuhnya.

Berikut makanan yang ternyata mengandung mikroplastik:

Penelitian Ungkap Sejumlah Makanan Diam-diam Mengandung Mikroplastik

3. Gempa M 65, Garut bukan megathrust

Rumah di Kampung Citatah RT 04 RW 10, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, rusak terdampak gempa Garut, Sabtu (27/4/2024) malam.Dok. Pemerintah Desa Citatah Rumah di Kampung Citatah RT 04 RW 10, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, rusak terdampak gempa Garut, Sabtu (27/4/2024) malam.
Gempa berkekuatan M 6,5 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (27/4/2024) pukul 23.29.47 WIB.

Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa tektonik itu terjadi di wilayah Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, Daryono menjelaskan bahwa gempa Garut Sabtu malam merupakan jenis gempa menengah.

Ia memastikan bahwa gempa itu bukanlah gempa megathrust.

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

4. KTP Jakarta dinonaktifkan jika tak sesuai domisili, ini cara ceknya

Pemerintah Provinsi Jakarta mulai menon-aktifkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga yang tidak sesuai domisili atau tinggal dan menetap di daerah lain.

Penonaktifan NIK itu diperlukan demi ketertiban administrasi penduduk, mengurangi potensi kerugian daerah, serta potensi penyalahgunaan dokumen kependudukan.

Untuk tahap awal telah diajukan penonaktifan 92.493 KTP yang terdiri dari 81.119 warga meninggal dan 11.374 tinggal di RT berbeda ke Kementerian Dalam Negeri.

KTP Jakarta Tak Sesuai Domisili Mulai Dinonaktifkan, Ini Cara Ceknya

5. Fakta kasus bunuh diri Brigadir ART

Sebuah video CCTV merekam aksi dugaan polisi bunuh diri di dalam mobil Toyota Alphard.

Polisi itu diketahui bernama Brigadir RAT, anggota Satlantas Polresta Manado, Sulawesi Utara.

Diduga, Brigadir RAT mengakhiri hidupnya dengan cara menembakkan senjata api ke arah pelipis kepala bagian kanan hingga pelipis bagian kiri pada Kamis (25/4/2024).

Lantas, apa saja temuan polisi dalam kasus ini?

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

4 Alasan Minum Kopi Bisa Memperpanjang Umur Menurut Riset, Apa Saja?

4 Alasan Minum Kopi Bisa Memperpanjang Umur Menurut Riset, Apa Saja?

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Jalan Kaki Setiap Hari? Ini 7 Manfaatnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Jalan Kaki Setiap Hari? Ini 7 Manfaatnya

Tren
Daftar 11 Film Terbaru Tayang di Bioskop Juni 2024, Apa Saja?

Daftar 11 Film Terbaru Tayang di Bioskop Juni 2024, Apa Saja?

Tren
Keluarga Pegawai Dapat Diskon Tiket Kereta 50 Persen, KAI: Seumur Hidup

Keluarga Pegawai Dapat Diskon Tiket Kereta 50 Persen, KAI: Seumur Hidup

Tren
Update Kasus Korupsi Timah, Eks Dirjen Minerba Tersangka, Kerugian Naik Jadi Rp 300 T

Update Kasus Korupsi Timah, Eks Dirjen Minerba Tersangka, Kerugian Naik Jadi Rp 300 T

Tren
Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Tren
Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Tren
Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Tren
Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Tren
Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Tren
IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

Tren
Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com