Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kecelakaan Kereta Gantung di Turkiye, 1 Tewas, Ratusan Terjebak di Ketinggian

Kompas.com - 14/04/2024, 11:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kereta gantung di Turkiye selatan hancur setelah dihantam tiang kereta yang tiba-tiba runtuh pada hari Jumat (12/4/2024).

Kereta gantung yang dikelola Antalya Metropolitan Municipality ini digunakan untuk membawa wisatawan dari pantai Konyaalti ke restoran dan anjungan pengamatan di puncak Tunektepe setinggi 618 meter.

Kecelakaan tersebut menyebabkan satu orang penumpang tewas usai jatuh dari kereta gantung yang ditumpanginya.

200 orang terjebak semalaman

Sementara tujuh orang lainnya mengalami luka-luka dan hampir 200 orang lainnya terjebak di ketinggian selama semalaman hingga Sabtu (13/4/2024).

Dikutip dari Anadolu Agency, pemerintah Turkiye mengonfirmasi, korban yang meninggal dunia adalah pria berkewarganegaraan Turkiye berusia 54 tahun, seperti dilansir dari AP News.

Kantor Kepala Kejaksaan Antalya telah meluncurkan penyelidikan yang melibatkan komisi ahli dari insinyur mesin, insinyur listrik, dan ahli kesehatan serta keselamatan untuk menentukan penyebab insiden tersebut.

Dikutip dari Reuters, Menteri Kehakiman Tunc Yilmaz menahan 13 orang akibat insiden tersebut, termasuk pejabat dari perusahaan swasta yang menjalankan kereta gantung.

Baca juga: Kisah 8 Penumpang Terjebak di Kereta Gantung Pakistan, Berhasil Selamat Usai Tersangkut Sepanjang Hari

Kronologi kereta gantung di tabrak tiang di Turkiye

Kecelakaan kereta gantung menabrak tiang di Turkiye bagian selatan itu terjadi di hari terakhir libur Idul Fitri 2024, yakni pada Jumat (12/4/2024).

Kereta gantung yang membawa penumpang melihat pemandangan perbukitan di kota Antalya dan Laut Mediterania itu terlihat sibuk.

Dilansir dari The New York Times, kecelakaan itu terjadi pada pukul 18.00 waktu Turkiye.

Saat itu, sebuah tiang yang merupakan bagian dari sistem kereta gantung itu putus dan menghantam salah satu kabin kereta.

Akibatnya, 8 penumpang di dalamnya jatuh dari ketinggian. Satu penumpang berusia 54 tahun warga Turkiye meninggal di tempat.

Sedangkan, 7 korban lainnya mengalami luka-luka. Sedikitnya 3 orang lainnya harus dioperasi akibat insiden tersebut.

Insiden itu juga menyebabkan 25 kabin yang berada di jalur kereta gantung terjebak di ketinggian. Ada sekitar 184 penumpang di dalam kereta tersebut.

Gerbong kecil itu masing-masing memiliki kapasitas delapan orang yang mengangkut orang dewasa dan anak-anak.

Wali Kota Antalya Muhittin Bocek mengatakan jalur kereta gantung itu selesai dibangun pada 2017 dan dilakukan pemeliharaan secara besar-besaran pada awal 2024.

Jalur kereta gantung tersebut juga baru saja dilakukan pemeliharaan tahunan pada 19 Februari dan 4 Maret 2024.

Baca juga: Menyoal Kereta Gantung yang Akan Dibangun di Gunung Bromo dan Rinjani...

Halaman:

Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com