Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Membuat dan Menyimpan Ketupat Lebaran agar Tidak Cepat Basi

Kompas.com - 11/04/2024, 14:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketupat merupakan makanan khas lebaran yang dinikmati orang Indonesia selama Idul Fitri.

Sebagai makanan lebaran, ketupat biasanya tersedia dalam jumlah banyak di meja makan. Namun, ketupat yang tidak segera dimakan dan tidak disimpan dengan benar berpotensi cepat basi.

Untuk membuat ketupat tidak cepat basi, proses pembuatan dan penyimpanan makanan tersebut harus diperhatikan.

Lalu, bagaimana cara membuat dan menyimpan ketupat agar tidak cepat basi?

Baca juga: Selalu Ada di Hari Raya Idul Fitri, Apa Makna Ketupat?


Cara membuat ketupat tidak mudah basi

Berikut tips yang dapat diterapkan saat membuat ketupat Lebaran agar tidak mudah basi.

1. Pilih daun kelapa segar

Diberitakan Kompas.com (6/5/2021), daun kelapa atau janur yang segar membuat ketupat lebih tahan lama ketika disimpan. Karena itu, pilih daun segar untuk membungkus ketupat.

Daun kelapa segar atau masih muda memiliki warna kuning muda kehijauan. Sementara pemakaian daun yang tua dan kering harus dihindari agar ketupat tahan lama.

2. Campur air kapur sirih ke beras

Cara lain untuk mencegah ketupat cepat basi dengan menambahkan air kapur sirih pada beras untuk membuat ketupat Lebaran. Air kapur sirih berfungsi membuat ketupat lebih awet sekaligus terasa kenyal.

Untuk menggunakannya, pastikan beras sudah bersih. Lalu, tambahkan air kapur sirih dan garam ke beras. Terakhir, masukkan beras tersebut ke ketupat. Aduk-aduk rata dan masak sampai matang.

Baca juga: 8 Tips Aman Tinggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran

3. Pakai air panas

Saat merebus ketupat, air yang digunakan akan berkurang seiring waktu. Saat air mulai habis, tambahkan dengan air panas lagi.

Cara ini membuat ketupat tetap bersih terutama pada janurnya. Lakukan hingga ketupat matang.

4. Siram air es

Jika air panas dipakai untuk merebus ketupat sampai matang, gunakan air es pada ketupat yang sudah tanak.

Ketupat yang matang dapat diletakkan ke wadah berlubang agar air rebusan cepat tiris. Kemudian, siram dengan air es. Cara ini membuat janur ketupat tetap berwarna kuning dan tidak mudah basi.

5. Olah lagi sebelum dimakan

Setelah matang, ketupat dapat dihidangkan di meja makan. Jika bersisa, pastikan ketupat dalam keadaan dingin atau suhu ruangan. Lalu, simpan ketupat itu dalam kulkas. 

Jika akan dimakan lagi, keluarkan ketupat dan biarkan dalam suhu ruangan. Kemudian, kukus atau rebus ulang ketupat kurang lebih 30 menit. Tiriskan air dan nikmati lagi ketupatnya.

Baca juga: Mengapa Ketupat Menggunakan Janur? Ini Maknanya

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com