KOMPAS.com - Teh adalah salah satu minuman yang sering kali dikonsumsi sebagai teman makan sehari-hari, termasuk saat sahur dan berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Saat sahur, teh panas menjadi andalan lantaran bisa menghangatkan tubuh. Sedangkan saat berbuka, es teh manis adalah pilihan yang menyegarkan untuk mengusir dahaga.
Kendati demikian, dokter gizi komunitas Tan Shot Yen menyampaikan bahwa teh adalah minuman yang harus dihindari saat puasa Ramadhan, baik saat sahur ataupun berbuka.
Lantas, apa alasan teh tidak direkomendasikan untuk diminum saat sahur ataupun berbuka puasa?
Baca juga: 5 Efek Samping yang Terjadi Saat Minum Teh Manis Setiap Hari
Lebih lanjut, Tan mengungkapkan beberapa alasan mengapa teh tidak dianjurkan untuk diminum saat bulan puasa. Berikut beberapa alasannya:
Tan mengatakan, minuman berkafein seperti teh, kopi, dan soda tidak dianjurkan diminum saat sahur lantaran minuman ini memiliki efek diuretik.
"Minuman berkafein seperti teh dan kopi sebaiknya dihindari. Sebab minuman ini memiliki sifat diuretik. Artinya, bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil dan risiko dehidrasi saat menjalani puasa," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (12/3/2024).
Baca juga: 6 Teh untuk Penderita Diabetes, Bisa Membantu Turunkan Kadar Gula Darah
Dikutip dari Kompas.com (1/7/2023), alasan teh tidak dianjurkan dikonsumsi saat sahur ataupun saat buka puasa karena teh dapat mengganggu penyerapan zat besi pada makanan yang dikonsumsi.
Pasalnya, teh kaya akan senyawa yang disebut tanin. Di mana, senyawa ini dapat mengikat zat besi dalam makanan tertentu, sehingga tidak dapat diserap dengan baik oleh saluran pencernaan.
Adapun bila seseorang memiliki kadar zat besi dalam tubuh yang rendah, minum teh setelah makan dapat memperburuk kondisi tersebut.
Penelitian menunjukkan, tanin dalam teh cenderung lebih menghambat penyerapan zat besi dari sumber nabati daripada dari makanan hewani.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Minum Teh Mint Setiap Hari?
Teh yang dikonsumsi saat waktu berbuka dapat menyebabkan gangguan tidur di malam hari lantaran efek kafein yang ada di dalamnya.
Beberapa penelitian menunjukkan, kafein dapat menghambat produksi melatonin yang mengakibatkan kualitas tidur memburuk.
Melatonin merupakan hormon yang memberi sinyal pada otak untuk tidur.
Sedangkan tidur yang tidak cukup terkait dengan berbagai masalah mental, termasuk kelelahan, gangguan memori, dan berkurangnya rentang perhatian.
Untuk itu, Tan pun menganjurkan agar seseorang minum air putih untuk membatalkan puasa ketika berbuka.
Hal ini mengingat tubuh memerlukan hidrasi setelah menjalani puasa belasan jam lamanya.
“Yang paling mudah diserap tubuh tanpa merugi tentu air. Dingin, hangat, atau suhu ruang tidak masalah. Air adalah perehidrasi terbaik,” tutur dia.
Oleh karena itu, Tan tidak menganjurkan minum teh ketika berbuka puasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.