KOMPAS.com - Uranus dan Neptunus adalah dua planet terjauh dari Matahari sebagai pusat tata surya.
Kedua planet tersebut adalah memiliki warna biru yang serupa untuk penampilannya, dan sering kali dijuluki sebagai raksasa es.
Jauh di bawah puncak awan hijau atau biru Uranus dan Neptunus, terdapat banyak air, amonia, dan metana.
Disamping penampilannya yang eksotis, planet Uranus dan Neptunus juga memiliki salah satu fakta unik yang dikenal sebagai fenomena diamond rain atau hujan berlian.
Baca juga: Memiliki 146 Bulan, Berikut 7 Fakta Menarik tentang Planet Saturnus
Lantas, apa itu hujan berlian yang terjadi di planet Uranus dan Neptunus?
Dikutip dari laman NASA, Uranus adalah planet yang sangat dingin dan berangin. Raksasa es ini dikelilingi oleh 13 cincin samar dan 28 bulan kecil.
Satu hari di Uranus membutuhkan waktu sekitar 17 jam waktu bumi. Ini adalah jumlah waktu yang dibutuhkan Uranus untuk berputar satu kali pada porosnya.
Kemudian Uranus menyelesaikan orbitnya mengelilingi Matahari (satu tahun waktu Uranus) dalam waktu sekitar 84 tahun waktu Bumi.
Baca juga: Mengenal Planet Terpanas di Tata Surya, Punya Suhu Rata-rata 464 Derajat Celsius
Sedangkan Neptunus adalah planet yang tidak memiliki permukaan padat. Atmosfernya sebagian besar terdiri dari hidrogen, helium, dan metana.
Kurang lebih 80 persen atau lebih massa Neptunus terdiri dari cairan padat panas yang terdiri dari material "es" – air, metana, dan amonia – di atas inti kecil berbatu.
Satu hari di Neptunus atau waktu yang dibutuhkan untuk berotasi memakan waktu sekitar 16 jam di Bumi.
Namun, Planet Neptunus melakukan orbit penuh mengelilingi Matahari (satu tahun waktu Neptunus) dalam waktu sekitar 165 tahun Bumi.
Baca juga: Mengapa Mars Dijuluki sebagai Planet Merah? Ini Alasannya
Dilansir dari laman Space.com, gagasan tentang hujan berlian pertama kali diusulkan sebelum misi Voyager 2 diluncurkan pada 1977.
Alasannya cukup sederhana, bahan Uranus dan Neptunus terbuat dari air, amonia, dan metana.