Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Makan Siang Gratis Prabowo, Siapa Saja yang Dapat dan dari Mana Uangnya?

Kompas.com - 19/02/2024, 20:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makan siang gratis menjadi salah satu program yang dijanjikan pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka jika mereka terpilih memimpin Indonesia.

Dikutip dari situs resmi Media Center Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, makan siang dan susu gratis merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat yang akan mereka jalankan.

Prabowo dalam debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 pada Minggu (4/2/2024) pernah menyatakan tujuan dari pemberlakuan program makan siang gratis.

Menurutnya, kebijakan ini mampu mengatasi angka kematian ibu hamil, anak kurang gizi, stunting, menghilangkan kemiskinan ekstrem, serta menyerap hasil panen petani dan nelayan.

Makan gratis juga diyakini meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mengatasi masalah dalam perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Lalu, siapa orang yang akan mendapatkan makan siang gratis dari Prabowo dan dari mana sumber anggarannya?

Baca juga: Melihat Sumber Anggaran Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran...


Penerima makan siang gratis Prabowo

Prabowo menjelaskan target penerima program makan siang gratis dalam debat kelima Pilpres 2024.

"Memberi makan bergizi untuk seluruh anak-anak Indonesia termasuk yang masih dalam kandungan ibunya dan selama sekolah sampai dari usia dini sampai dewasa," ujarnya.

Sementara itu, masih dikutip dari situs Media Center TKN, program makan siang gratis Prabowo ditujukan bagi siswa sekolah, santri di pesantren, ibu hamil, dan anak balita.

Berikut jumlah orang dari setiap kelompok yang akan mendapatkan makan siang dan susu gratis dari Prabowo-Gibran.

  • Pra-SD (anak usia dini): 30 juta anak.
  • SD: 24 juta murid.
  • SMP: 9,8 juta murid.
  • SMA dan SMK: 10,2 juta murid.
  • Santri di pesantren: 4,3 juta santri.
  • Ibu hamil: 4,4 juta orang.

Total jumlah orang yang akan dapat makan siang dan bantuan gizi gratis sebanyak 82,9 juta orang.

Penerima akan mendapatkan bantuan gizi berupa makan dan susu gratis untuk menciptakan generasi sehat, cerdas, terambil, berdaya saing, dan produktif.

Di sisi lain, Prabowo sempat menyatakan program makan siang gratis juga akan menyasar sejumlah guru yang berpenghasilan rendah.

“Ada yang kami temukan. Di beberapa daerah, ternyata tidak hanya anak-anak, gurunya juga kurang gizi. Banyak guru-guru yang dapat penghasilan sungguh sangat rendah,” ujarnya, diberitakan Kompas.com (30/1/2024).

Untuk menjalankan program ini, pihak Prabowo-Gibran akan membentuk badan nasional terpusat sebagai pelaksana.

Badan ini akan berkoordinasi dengan badan tingkat provinsi dan kabupaten, serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan koperasi sebagai penyedia produk lokal.

Selain itu, pelaksanaan program tersebut akan didukung dan didampingi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Baca juga: Alasan Prabowo Evaluasi Subsidi BBM dan Elpiji 3 Kg untuk Makan Siang Gratis

Besaran dan sumber anggaran makan siang gratis

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno menyatakan program makan siang gratis akan direalisasikan dengan anggaran senilai Rp 400 triliun.

Menurutnya, anggaran tersebut bisa diperoleh dalam waktu 2-3 bulan setelah Prabowo menjabat sebagai presiden Indonesia.

Untuk mewujudkannya, pihaknya akan meningkatkan rasio perpajakan Indonesia agar bisa mengimbangi negara tetangga.

Selain itu, upaya lain yang dilakukan berupa pengurangan jumlah subsidi yang tidak terlalu dibutuhkan, seperti subsidi bahan bakar.

Peningkatan rasio pajak

Eddy menjelaskan, Prabowo-Gibran akan mendanai program makan siang gratis menggunakan dana yang didapat dari penerimaan pajak.

Pihaknya akan meningkatkan rasio perpajakan atau persentase penerimaan perpajakan terhadap produk domestik bruto (PDB) agar menyamai negara berkembang lainnya.

Dikutip dari Kompas.id (17/2/2024), rasio pajak Indonesia pada 2023 senilai10,21 persen. Padahal, negara berkembang idealnya mencapai pajak sebesar 15 persen.

”Kita lakukan ekstensifikasi pajak. Kita punya 140 juta tenaga kerja, tetapi hanya 30 persen yang punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) karena 70 persen sisanya pekerja informal. Ini perlu disisir. Ini potensi untuk memperluas basis pajak,” kata Eddy.

Dia memastikan, peningkatan rasio pajak didapat bukan dengan menaikkan tarif pajak bagi masyarakat.

Baca juga: Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Solusi atau Peluang Timbulkan Masalah Baru?

Pengurangan subsidi bahan bakar

Di sisi lain, Eddy menambahkan, dana program makan gratis akan didapatkan Prabowo-Gibran dari hasil evaluasi dana pemberian subsidi energi yang diterima masyarakat.

Menurut dia, subsidi energi termasuk bahan bakar yang diterima masyarakat Indonesia saat ini belum tepat sasaran. Subsidi seharusnya didapat masyarakat miskin, usaha mikro-kecil, dan yayasan kemanusiaan.

”Saat ini Indonesia punya anggaran subsidi energi Rp 350 triliun. Sebanyak 80 persen dari subsidi itu dinikmati mereka yang tidak berhak mendapatkannya. Jadi, kami akan melakukan penyesuaian terhadap subsidi itu,” kata Eddy

Karena itu, pihaknya mau mengevaluasi pemberian subsidi energi tersebut agar lebih tepat sasaran. Namun, Eddy menegaskan TKN Prabowo-Gibran tidak ingin memangkas subsidi BBM.

Evaluasi ini, lanjutnya, akan dilakukan dengan menyempurnakan data penerima subsidi energi.

Selain itu, akan dilakukan penyempurnaan peraturan terkait kriteria masyarakat yang berhak menerima subsidi serta sanksi bagi orang yang melanggar.

”Kalau itu dilakukan, otomatis kebutuhan untuk subsidi energi menciut. Dari saat ini Rp 350 triliun, misalnya, setelah dilakukan efisiensi, menjadi hanya Rp 100 triliun. Ini contoh saja. Jadi, konteksnya itu penghematan anggaran subsidi,” ujar Eddy.

Hasil evaluasi tersebut akan membuat adanya efisiensi jumlah penerima subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji gas 3 kg.

(Sumber: Kompas.com/Nirmala Maulana Achmad | Editor: Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com