Salah satunya, teknik ginogenesis untuk menjantankan anak-anak nila karena ikan jantan lebih cepat tumbuh.
Ada pula teknik pembuatan varian-varian nila, termasuk nila "gift" (genetically improved farmed tilapia) yang sempat populer beberapa tahun lalu di Tanah Air.
"Semuanya bertujuan agar cepat tumbuh dan tidak cepat kawin-mawin," ungkapnya.
Baca juga: Ikan Laut Vs Ikan Air Tawar, Mana yang Lebih Bergizi?
Kemampuan reproduksi ikan nila pun luar biasa, karena jantan dan betina mudah kawin, bahkan mampu kawin silang dengan sesama genus, seperti ikan mujair atau Oreochromis mossambicus.
Namun, Mukhlis mengingatkan, budidaya ikan nila harus terkontrol dan sedapat mungkin dicegah untuk masuk ke perairan umum, seperti sungai dan danau.
Selama ikan ini tumbuh dan berkembang di perairan terkontrol dan tertutup, menurutnya tidak akan menjadi invasif yang merugikan ikan lokal.
"Namun saat ini, dan 2-3 dekade sebelumnya, konsep ini terlambat dipahami. Bahkan, kalau kita menebar ikan nila ke alam disebut restocking," ungkap Mukhlis.
Padahal, restocking adalah upaya melepaskan kembali anak-anak ikan lokal ke perairan, hasil budidaya dari induk-induk yang telah ditangkap sebelumnya.
Langkah ini juga dapat diartikan dengan penebaran benih ikan asli yang secara alami hidup di perairan umum tersebut.
Mukhlis menyebutkan, restocking yang bertujuan untuk melestarikan ikan ini telah dicontohkan oleh Pemprov DKI pada pertengahan Februari lalu, berupa pelepasan benih ikan tawes.
Kendati demikian, upaya tersebut tidak berlaku untuk penebaran benih ikan nila di tempat yang sama.
"Untuk ikan nila adalah introduksi, atau stocking hanya untuk meningkatkan biomassa dan stok ikan-ikan yang akan ditangkap di waduk," lanjutnya.
Baca juga: Telur Siput Warna Merah Muda Harus Dihancurkan, Apa Alasannya?
Mukhlis menambahkan, ikan nila yang dilepas ke alam terbuka berpotensi invasif karena memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan ikan-ikan asli Indonesia.
Selain dapat beradaptasi dengan baik karena sama-sama hewan tropis, kemampuan tumbuh kembangnya pun sangat baik karena mampu bereproduksi dengan cepat.
Sama seperti kelompok ikan Cichlidae lain, nila memelihara anak-anaknya dalam mulut, sehingga kelangsungan hidup anakan cenderung tinggi.
"Ikan nila dapat makan apa saja, bisa tanaman atau hewan. Melalui kemampuannya ini, dapat dipastikan bila dalam suatu perairan, maka ikan-ikan asli akan kalah berkompetisi," papar Mukhlis.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar ikan nila tidak dilepas ke perairan umum, termasuk sungai, danau, maupun waduk.
"Bila untuk meningkatkan konsumsi pangan, silakan dibudaya dalam kolam-kolam yang terkontrol, untuk mencegah mereka lepas ke perairan umum," tandasnya.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Tidak Pernah Makan Ikan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.