Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penemuan Mayat Perempuan Tanpa Busana di Tempat Pemakaman Umum Cirebon

Kompas.com - 17/02/2024, 15:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mayat perempuan tanpa busana ditemukan di sebuah pemakaman umum  Desa Jagapura Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024).

Penemuan mayat perempuan tanpa busana itu juga telah dikonfirmasi oleh Kapolsek Gegesik, AKP Suheryana.

Ia mengatakan, sejumlah warga melaporkan penemuan mayat di dalam bangunan cungkup di pemakaman. Petugas langsung berkoordinasi dengan sejumlah TNI dan perangkat desa untuk memeriksanya.

"Habis Jumatan warga lapor ada mayat di dalam bangunan di tengah makam (cungkup). Kita langsung ke TKP, dan benar, mayatnya berjenis kelamin perempuan," kata Suheryana, diberitakan Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Cungkup adalah bangunan beratap di lingkungan makam yang terkadang digunakan untuk menyimpan peralatan jenazah berupa keranda dan lainnya.

Berikut kronologi penemuan mayat perempuan di pemakaman Cirebon:

Baca juga: Penemuan Mayat Laki-laki di Persawahan Berbah Sleman, Ini Kata Polisi


Kronologi penemuan mayat perempuan di Cirebon

Kronologi penemuan mayat perempuan tanpa busana tersebut bermula ketika seorang juru kunci atau penjaga makam, Sapuan (63) mencurigai adanya bau yang sangat menyengat dari dalam area cungkup pada Jumat (16/2/2024) siang.

Sapuan kemudian memeriksa asal dari bau menyengat tersebut dengan berusaha masuk ke dalam cungkup.

Namun saat hendak masuk, pintu cungkup terkunci rapat. Ia kemudian mengambil beberapa peralatan untuk mendobrak pintu dan membobol jendela bambu pada bangunan cungkup itu.

"Kebetulan mau ke sini (cungkup), tapi pas sampai bau sekali. Saya mau masuk, pintu dikunci, jadi pulang dulu terus ke sini lagi bawa golok, buat buka jendela," kata Sapuan, dikutip dari Kompas.com, Jumat.

Setelah berhasil masuk, Sapuan kaget lantaran bau menyengat tersebut ternyata berasal dari seorang mayat perempuan yang tergeletak di sana.

Ia mengaku, saat ditemukan, mayat perempuan tersebut sudah dalam kondisi telentang dan tidak mengenakan pakaian.

Selain itu, mayat tersebut juga ditemukan dengan kondisi yang membengkak di bagian perut dan dadanya.

Baca juga: 5 Fakta Penemuan Mayat Satu Keluarga Tewas di Muba, Sumatera Selatan

Petugas tidak menemukan identitas mayat

Sapuan kemudian melaporkan penemuan mayat tersebut ke kepala dusun dan ketua RT. Selain itu, ia juga menanyakan ke sejumlah warga lain yang mungkin merasa kehilangan anggota keluarganya.

Setelah informasi tersebar, beberapa jam kemudian ada tiga warga yang mengaku kehilangan anggota keluarga.

Namun setelah dicek, tak satupun dari ketiga warga tersebut yang mengenali mayat tersebut.

Suheryana memperkirakan, usia mayat perempuan itu berkisar antara 15-20 tahun dengan ciri-ciri kaki dan tangan yang masih kecil.

Selain itu, mayat perempuan tersebut diperkirakan sudah meninggal dunia lebih dari tiga hari lalu.

Setelah dilaporkan kepada pihak polisi dan dilakukan olah tempat kejadian perkara (TPK), Suheryana menyebut bahwa petugas masih belum menemukan identitas dari mayat perempuan tersebut.

Selain itu, petugas juga tak menemukan satupun barang bukti yang melekat pada tubuh mayat itu.

Petugas akhirnya membawa mayat tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun untuk kemudian dilakukan otopsi.

"Iya. Olah TKP dari Polsek dan inafis. Tim langsung membawa ke RSUD Arjawinangun untuk otopsi dan pemeriksaan," kata Suheryana.

(Sumber: Kompas.com/Muhamad Syahri Romdhon | Editor: Reni Susanti, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com