Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Insiden di Stadion Siliwangi, Mengapa Petir Bisa Menyambar Pemain Bola di Lapangan?

Kompas.com - 12/02/2024, 06:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lini media sosial diramaikan dengan video detik-detik pemain sepak bola tersambar petir saat bertanding di Stadion Siliwangi, Bandung. 

Kasi Humas Polrestabes Bandung AKP Nurindah Murdiani mengonfirmasi, insiden itu terjadi pada Sabtu (10/2/2024) sekitar pukul 15.00 WIB.

"Korban atas nama SR (35) melakukan pertandingan fun football atau pertandingan persahabatan antarkomunitas di babak kedua," kata Nurindah, Minggu (11/2/2024).

Korban yang merupakan pria asal Kelurahan Karangmanyar, Kecamatan Subang, Subang, Jawa Barat itu sempat tak sadarkan diri.

Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sariningsih karena mengalami luka bakar serius pada beberapa bagian tubuhnya, SR kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Berkaca pada kasus ini, kenapa orang bisa tersambar petir saat bermain bola?

Baca juga: Video Viral, Pria Tersambar Petir Saat Main Bola di Stadion Siliwangi

Penyebab petir menyambar saat bermain bola

Dosen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Toto Sukisno mengatakan, secara prinsip, petir memiliki muatan listrik karena adanya perbedaan potensial antara awan dengan bumi atau dengan awan lainnya.

"Karena muatan listrik ini tidak bisa disimpan, maka muatan ini akan dibuang ke bumi. Proses dibuangnya muatan listrik ke bumi ini ada medianya, yang biasa disebut dengan penyalur petir," kata Toto, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/2/2024).

Umumnya, setiap bangunan termasuk stadion sudah dilengkapi dengan sistem penyalur petir.

Namun, pada kasus yang terjadi di Stadion Siliwangi, Jawa Barat, Toto menduga ada beberapa faktor mengapa petir bisa menyambar pemain bola.

"Ada beberapa kemungkinan secara teknis mengapa itu bisa terjadi. Pertama, apakah sistem penyalur petir ini masih berfungsi atau tidak, kedua apakah sistem penyalur petir sudah mengcakup semua area lapangan atau belum," kata dia.

Menurutnya, setiap bangunan gedung yang telah memiliki sertifikasi Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) dari penangkal petir, seharusnya fungsi dari sistem penyalur petir telah memenuhi syarat.

Baca juga: Ketahui, Ini Kriteria Rumah Rawan Tersambar Petir Menurut Pakar ITB

Ia menjelaskan, petir bisa menyambar obyek apa pun, termasuk manusia. Biasanya, obyek tersebut lebih menonjol dari yang lain.

"Sambaran petir tidak memilih, melainkan mengarah pada media yang tertinggi dari sambaran," kata Toto.

"Sehingga kalau media tertingginya orang, maka orang itu yang akan terkena sambaran," jelas dia.

Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat berteduh di lokasi yang memiliki ketinggian lebih dari tinggi tubuh untuk menghindari sambaran petir.

Terpisah, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto juga menyampaikan bahwa petir bisa saja menyambar seseorang karena orang tersebut menjadi obyek paling tinggi di antara obyek lainnya.

"Alasan mengapa pemain bola dapat menjadi sasaran sambaran petir ini biasanya karena pemain bola bisa menjadi objek yang menonjol dan memiliki ketinggian paling tinggi di antara rerumputan di lapangan," kata Guswanto saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Pada saat petir mendekati permukaan bumi, kata Guswanto, muatan positif di permukaan menyambutnya ke atas, mulai dari puncak kepala seseorang, puncak pohon, hingga ke puncak gedung sekitarnya.

Baca juga: Berkaca dari Kasus di Ngawi, Mengapa Rumah Bisa Tersambar Petir meski Penghuni Tak Menyalakan TV?

Penyebab petir menyambar manusia

Dilansir dari National Weather Service, terdapat lima penyebab petir bisa menyambar manusia. Berikut penjelasannya:

1. Berada di area terbuka

Orang yang tersambar petir umumnya sedang berada di area terbuka.

Sambaran petir mungkin hanya terjadi satu kali. Namun, berpotensi menjadi sambaran paling mematikan.

Dalam kebanyakan kasus, sambaran petir mengakibatkan sebagian arus listrik bergerak tepat di atas permukaan kulit dan sebagian arus mengalir melalui tubuh.

Panas yang dihasilkan ketika petir menyambar kulit dapat menyebabkan luka bakar, tetapi arus yang mengalir melalui tubuh adalah hal yang paling memprihatinkan.

Baca juga: Mengapa Hujan Kerap Turun Saat Imlek? Ini Penjelasan BMKG

2. Obyek lebih tinggi dari benda lainnya

Alasan lainnya petir menyambar manusia adalah karena mereka memiliki lebih tinggi dari obyek lainnya.

Intinya, orang tersebut bertindak sebagai “korsleting” untuk sebagian energi dalam pelepasan petir.

Seringkali, korban sedang berlindung di bawah pohon untuk menghindari sambaran petir.

3. Arus tanah

Ketika petir menyambar pohon atau benda lain, sebagian besar energinya bergerak keluar dari sambaran petir ke dalam permukaan tanah atau dikenal sebagai arus tanah.

Siapapun yang berada di luar dekat sambaran petir berpotensi menjadi korban arus tanah.

Selain itu, arus tanah dapat mengalir di lantai dengan bahan konduktif sehingga menyebabkan kematian dan cedera.

Arus tanah juga membunuh banyak hewan ternak. Biasanya, petir memasuki tubuh pada titik kontak yang paling dekat dengan sambaran petir, menjalar melalui sistem kardiovaskular dan/atau saraf, dan keluar dari tubuh pada titik kontak yang terjauh dari petir.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Musim Hujan Masih Berlangsung hingga April 2024

4. Konduksi

Petir dapat merambat jarak jauh melalui kabel atau permukaan logam lainnya.

Pada dasarnya, logam tidak menarik petir, tetapi memberikan jalan bagi petir untuk mengikutinya.

Sebagian besar korban yang tersambar petir meski berada di dalam ruangan disebabkan oleh konduksi.

5. Kilatan (stremaer)

Meskipun tidak sesering jenis cedera akibat sambaran petir lainnya, orang yang terjebak dalam kilatan berisiko terbunuh atau terluka akibat sambaran petir.

Untuk menghindari petir ini, Anda disarankan untuk tidak berlindung di bawah pohon dan berbaring di atas tanah.

Sebaliknya, Anda bsia berlindung di dalam ruangan. Usahakan untuk tidak menyentuh kabel listrik, logam, air, atau peralatan listrik lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com