Berikut harga beras medium di seluruh wilayah Indonesia:
Baca juga: Beredar Foto Beras SPHP Berstiker Prabowo-Gibran, Ini Kata Bulog dan TKN
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Rahmi Widiriani menyampaikan, kenaikan harga beras di Indonesia saat ini disebabkan karena musim panen padi yang belum tiba.
"Harga beras ada kenaikan sedikit. Ini karena belum masuk panen padi dan ada libur panjang," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).
Menurutnya, harga beras akan kembali stabil saat memasuki masa panen padi yang diperkirakan terjadi mulai Maret 2024.
Sementara itu, Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan bahwa mereka terpaksa menjual harga beras lebih tinggi karena produsen beras menjual bahan pokok itu di atas HET yang ditetapkan pemerintah.
"Sudah sepekan ini beras itu berangsur kurang. Kemudian kita purchasing order (PO) atau kita pesan ke produsen eh malah harganya tinggi,” ujar Ketua Aprindo Roy Mandey, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).
Baca juga: 4 Bansos yang Cair Februari 2024, Ada BLT Rp 600.000 dan Beras 10 Kg
Dia tidak membantah bahwa hal tersebut membuat ritel berhenti untuk memesan beras dari produsen sehingga mengakibatkan stok beras menjadi kosong.
Tingginya harga beras yang dijual dari produsen ini membuat peritel merugi.
"Kalau peritel membeli harga tinggi dan harus melepas sesuai HET ke konsumen, peritel rugi kan, siapa yang mau nombok. Jadi memang ada yang memilih untuk menyetop pembelian atau pemesan beras dari produsen beras sehingga suplai di ritel memang sedikit atau kosong,” kata dia.
Oleh sebab itu, Roy meminta kepada pemerintah agar mencabut kebijakan HET beras untuk sementara waktu.
Hal ini guna mengatasi kelangkaan beras yang mulai terjadi.
"Kalau HET ini tidak dicabut, tentu ritel enggak akan mau membeli lagi dari produsen karena enggak mau rugi," ucap Roy.
"Nah, kalau beras di ritel kosong, tentu harga beras di pasaran tinggi kan bisa malah sampai 3 kali lipat, yang artinya ada kemungkinan juga bisa membuat panic buying hingga kelangkaan,” tandas dia.
(Sumber: Kompas.com/Alicia Diahwahyuningtyas, Elsa Catriana | Editor: Inten Esti Pratiwi, Erlangga Djumena)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.