Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikeluhkan Naik, Berapa Harga Beras Sekarang di Seluruh Wilayah Indonesia?

Kompas.com - 11/02/2024, 15:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga beras premium di Indonesia mengalami kenaikan menjadi Rp 16.000 per kilogram pada Februari 2024.

Padahal, harga eceran tertinggi (HET) beras premium hanya Rp 13.900 per kilogram.

Seorang pedagang beras di Pasar Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Welas (66) mengatakan, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak awal 2024.

Kenaikan itu berkisar mulai dari Rp 200-300 per kilogram.

"Tiap hari naik. Kadang ya Rp 200, Rp 300 sampai kira-kira ya Rp 4.000 per kilogram. Kenaikannya dari awal tahun. Sekarang yang premium Rp 16.000 per kilogram," kata Welas, dilansir dari Kompas.com, Jumat (9/2/2024).

Lantas, berapa harga beras sekarang per kilogram di seluruh wilayah Indonesia?

Baca juga: Warganet Keluhkan Harga Beras yang Naik, Bapanas: Bukan karena Pemilu 2024

Harga beras sekarang

Dilansir dari panel harga Badan Pangan Nasional, harga beras di Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu beras premium dan beras medium. Berikut rinciannya:

1. Harga beras premium

Harga rata-rata nasional beras premium hingga hari ini, Minggu (11/2/2024) mencapai Rp 15.630 per kilogram.

Dalam data itu, harga premium di seluruh provinsi di Indonesia saat ini dijual di atas HET.

Harga beras premium paling rendah di jual di wilayah Aceh dengan harga Rp 14.520 per kilogram.

Sementara harga beras premium paling tinggi dijual di Papua Pegunungan dengan harga Rp 25.000 per kilogram.

Berikut harga beras premium per kilogram di seluruh provinsi di Indonesia:

  • Aceh: Rp 14.520 per kilogram
  • Sumatera Utara: Rp 15.190 per kilogram
  • Sumatera Barat: Rp 16.970 per kilogram
  • Riau: Rp 16.260 per kilogram
  • Jambi: Rp 15.500 per kilogram
  • Sumatera Selatan: Rp 14.740 per kilogram
  • Bengkulu: Rp 15.320 per kilogram
  • Lampung: Rp 15.130 per kilogram
  • Kepulauan Bangka Belitung: Rp 16.460 per kilogram
  • Kepulauan Riau: Rp 15.580 per kilogram
  • DKI Jakarta: Rp 15.650 per kilogram
  • Jawa Barat: Rp 15.510 per kilogram
  • Jawa Tengah: Rp 15.560 per kilogram
  • Yogyakarta: Rp 15.670 per kilogram
  • Jawa Timur: Rp 14.970 per kilogram
  • Banten: Rp 15.240 per kilogram
  • Bali: Rp 15.800 per kilogram
  • Nusa Tenggara Barat: Rp 15.700 per kilogram
  • Nusa Tenggara Timur: Rp 16.010 per kilogram
  • Kalimantan Barat: Rp 16.430 per kilogram
  • Kalimantan Tengah: Rp 16.790 per kilogram
  • Kalimantan Selatan: Rp 16.120 per kilogram
  • Kalimantan Timur: Rp 16.570 per kilogram
  • Kalimantan Utara: Rp 16.470 per kilogram
  • Sulawesi Utara: Rp 15.160 per kilogram
  • Sulawesi Tengah: Rp 14.950 per kilogram
  • Sulawesi Selatan: Rp 14.790 per kilogram
  • Sulawesi Tenggara: Rp 14.710 per kilogram
  • Gorontalo: Rp 14.610 per kilogram
  • Sulawesi Barat: Rp 14.880 per kilogram
  • Maluku: Rp 16.950 per kilogram
  • Maluku Utara Rp: 17.610 per kilogram
  • Papua Barat: Rp 17.490 per kilogram
  • Papua: Rp 16.630 per kilogram
  • Papua Barat Daya: Rp 17.000 per kilogram
  • Papua Pegunungan: Rp 25.000 per kilogram
  • Papua Tengah: Rp 19.910 per kilogram
  • Papua Selatan: Rp 16.000 per kilogram.

Baca juga: Alasan Pembagian Bansos Beras Dihentikan pada 11-14 Februari 2024

2. Harga beras medium

Sama dengan beras premium, harga beras medium di 38 provinsi di Indonesia juga dijual di atas HET. HET beras medium adalah Rp 12.500 per kilogram.

Faktanya, harga rata-rata nasional beras medium adalah Rp 13.710 per kilogram hingga Minggu (11/2/2024).

Paling rendah, beras medium dijual dengan harga Rp 11.800 per kilogram di wilayah Papua Selatan. Seementara harga beras medium paling tinggi dijual di Papua Pegunungan dengan harga Rp 21.450 per kilogram.

Berikut harga beras medium di seluruh wilayah Indonesia:

  • Aceh: Rp 13.200 per kilogram
  • Sumatera Utara: Rp 13.990 per kilogram
  • Sumatera Barat: Rp 14.920 per kilogram
  • Riau: Rp 13.420 per kilogram
  • Jambi: Rp 12.500 per kilogram
  • Sumatera Selatan: Rp 13.250 per kilogram
  • Bengkulu: Rp 13.870 per kilogram
  • Lampung: Rp 13.580 per kilogram
  • Kepulauan Bangka Belitung: Rp 14.260 per kilogram
  • Kepulauan Riau: Rp 13.860 per kilogram
  • DKI Jakarta: Rp 13.360 per kilogram
  • Jawa Barat: Rp 13.960 per kilogram
  • Jawa Tengah: Rp 14.350 per kilogram
  • Yogyakarta: Rp 14.000 per kilogram
  • Jawa Timur: Rp 12.580 per kilogram
  • Banten: Rp 13.890 per kilogram
  • Bali: Rp 14.480 per kilogram
  • Nusa Tenggara Barat: Rp 12.980 per kilogram
  • Nusa Tenggara Timur: Rp 14.300 per kilogram
  • Kalimantan Barat: Rp 14.010 per kilogram
  • Kalimantan Tengah: Rp 13.780 per kilogram
  • Kalimantan Selatan : Rp 12.280 per kilogram
  • Kalimantan Timur: Rp 14.710 per kilogram
  • Kalimantan Utara: Rp 14.350 per kilogram
  • Sulawesi Utara: Rp 13.690 per kilogram
  • Sulawesi Tengah: Rp 12.940 per kilogram
  • Sulawesi Selatan: Rp 13.160 per kilogram
  • Sulawesi Tenggara: Rp 12.620 per kilogram
  • Gorontalo: Rp 13.340 per kilogram
  • Sulawesi Barat: Rp 13.890 per kilogram
  • Maluku: Rp 14.400 per kilogram
  • Maluku Utara: Rp 15.560 per kilogram
  • Papua Barat: Rp 14.830 per kilogram
  • Papua: Rp 14.530 per kilogram
  • Papua Barat Daya: Rp 14.490 per kilogram
  • Papua Pegunungan: Rp 21.450 per kilogram
  • Papua Tengah: Rp 16.550 per kilogram
  • Papua Selatan: Rp 11.800 per kilogram.

Baca juga: Beredar Foto Beras SPHP Berstiker Prabowo-Gibran, Ini Kata Bulog dan TKN

Penyebab harga beras sekarang naik

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Rahmi Widiriani menyampaikan, kenaikan harga beras di Indonesia saat ini disebabkan karena musim panen padi yang belum tiba.

"Harga beras ada kenaikan sedikit. Ini karena belum masuk panen padi dan ada libur panjang," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).

Menurutnya, harga beras akan kembali stabil saat memasuki masa panen padi yang diperkirakan terjadi mulai Maret 2024.

Sementara itu, Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan bahwa mereka terpaksa menjual harga beras lebih tinggi karena produsen beras menjual bahan pokok itu di atas HET yang ditetapkan pemerintah.

"Sudah sepekan ini beras itu berangsur kurang. Kemudian kita purchasing order (PO) atau kita pesan ke produsen eh malah harganya tinggi,” ujar Ketua Aprindo Roy Mandey, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).

Baca juga: 4 Bansos yang Cair Februari 2024, Ada BLT Rp 600.000 dan Beras 10 Kg

Dia tidak membantah bahwa hal tersebut membuat ritel berhenti untuk memesan beras dari produsen sehingga mengakibatkan stok beras menjadi kosong.

Tingginya harga beras yang dijual dari produsen ini membuat peritel merugi.

"Kalau peritel membeli harga tinggi dan harus melepas sesuai HET ke konsumen, peritel rugi kan, siapa yang mau nombok. Jadi memang ada yang memilih untuk menyetop pembelian atau pemesan beras dari produsen beras sehingga suplai di ritel memang sedikit atau kosong,” kata dia.

Oleh sebab itu, Roy meminta kepada pemerintah agar mencabut kebijakan HET beras untuk sementara waktu.

Hal ini guna mengatasi kelangkaan beras yang mulai terjadi.

"Kalau HET ini tidak dicabut, tentu ritel enggak akan mau membeli lagi dari produsen karena enggak mau rugi," ucap Roy.

"Nah, kalau beras di ritel kosong, tentu harga beras di pasaran tinggi kan bisa malah sampai 3 kali lipat, yang artinya ada kemungkinan juga bisa membuat panic buying hingga kelangkaan,” tandas dia.

(Sumber: Kompas.com/Alicia Diahwahyuningtyas, Elsa Catriana | Editor: Inten Esti Pratiwi, Erlangga Djumena)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com