Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 19-20 Januari 2024

Kompas.com - 19/01/2024, 06:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia.

Potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, dan angin kencang tersebut terjadi pada Jumat (19/1/2024) dan Sabtu (20/1/2024).

BMKG menjelaskan, cuaca ekstrem itu disebabkan oleh Siklon Tropis Anggrek yang terpantau di Samudera Hindia barat daya Bengkulu dengan kecepatan angin maksimum 40 knot, tekanan 997 hPa, dan pergerakan ke arah selatan barat daya.

Siklon tropis ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Samudra Hindia sebelah barat Lampung, di sekitar siklon tropis, serta menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) di sekitar siklon tropis.

BMKG memprakirakan, intensitas Siklon Tropis Anggrek akan meningkat dalam 24 jam ke depan.

Selain itu, juga ada Bibit Siklon Tropis 99S terpantau berada di daratan Australia bagian utara.

Kecepatan angin maksimum sistem ini mencapai 20 knot dengan tekanan minimum 992 hPa dan pergerakan ke arah timur.

Sistem ini menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) dari laut Timor hingga Australia bagian utara. Potensi bibit untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori kecil.

Sirkulasi siklonik juga terpantau di Kalimantan Barat. Sirkulasi tersebut kemudian membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Laut Natuna dan Kalimantan Barat.

Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Laut Cina Selatan hingga Semenanjung Malaysia, Selat Malaka, Jambi, Laut Jawa, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Laut Flores, Papua, dan Laut Timor.

BMKG mengungkapkan, terdapat daerah pertemuan angin (konfluensi) yang terpantau berada di Malaysia dan Kalimantan Selatan. Konfluensi juga terpantau berada dari Laut Jawa hingga Laut Arafuru.

“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis/bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut,” bunyi keterangan BMKG.

Baca juga: Viral, Video Hujan Es di Kompleks Candi Arjuna, Ini Penjelasan BMKG

Wilayah berpotensi hujan lebat, petir, dan angin kencang

Ilustrasi hujanSHUTTERSTOCK/Brian A Jackson Ilustrasi hujan
Berikut prakiraan BMKG mengenai potensi wilayah yang berpotensi hujan lebat, petir, dan angin kencang pada 19-20 Januari 2024:

Jumat, 19 Januari 2024

Wilayah berpotensi hujan lebat, petir, dan angin kencang:

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Bengkulu
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Papua Barat
  • Papua.

Wilayah berpotensi hujan, petir, dan angin kencang:

  • DKI Jakarta
  • Maluku.

Baca juga: Cara agar Tak Mudah Sakit Saat Puncak Musim Hujan Menurut Kemenkes

Halaman:

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com