Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luas Amerika Serikat Diklaim Bertambah 1 Juta Kilometer Persegi, Kok Bisa?

Kompas.com - 12/01/2024, 16:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Namun, secara total, perluasan landas kontinen tersebut menambah area Amerika Serikat sebesar 1 juta kilometer persegi.

"Amerika lebih besar dibandingkan kemarin," kata mantan Letnan Gubernur Alaska dan eks Ketua Komisi Penelitian Arktik AS, Mead Treadwell.

"Ini bukan pembelian Louisiana. Ini bukan pembelian Alaska, tapi lahan baru dan sumber daya bawah permukaan bawah tanah yang dikuasai Amerika, lebih besar dari dua kali California," tambahnya.

Baca juga: Mengapa Banyak Kasus Penembakan Massal di Amerika Serikat?

Legalitas masih kabur

Meski telah diklaim AS, Treadwell mengatakan bahwa legalitas perluasan landas kontinen Amerika Serikat masih agak kabur.

Menurut dia, agar resmi, Amerika Serikat harus menyerahkan data dan laporan kepada UNCLOS, konvensi yang telah diratifikasi oleh 168 negara dan Uni Eropa.

Sayangnya, AS hingga saat ini belum meratifikasi UNCLOS 1982 karena perbedaan pendapat politik yang kompleks.

Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian mengenai bagaimana proposisi tersebut akan diterima berdasarkan hukum internasional.

Tak hanya itu, mengeklaim perbatasan maritim baru juga dapat menimbulkan kontroversi di panggung internasional.

Bahkan, beberapa pertikaian geopolitik paling signifikan belakangan ini yang melibatkan China dan negara tetangga, seperti Filipina dan Vietnam, terjadi berkaitan dengan klaim laut.

Baca juga: Amerika Serikat Resesi, Ini Dampaknya pada Ekspor Indonesia

Berpotensi mendapat banyak keuntungan

Di sisi lain, Amerika akan mendapatkan banyak keuntungan dari deklarasi perluasan baru-baru ini.

Perluasan wilayah dasar laut di Samudra Arktik misalnya, memungkinkan pembukaan kawasan penambangan, pelayaran, dan penangkapan ikan lebih lanjut.

Bukan hanya klaim sumber daya geologi dan biologi, perluasan juga disebut dapat menghasilkan data dasar laut yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan.

"Ini hanyalah kumpulan informasi," kata spesialis pemetaan laut dari Ocean Exploration Trust, Derek Sowers, dilansir dari laman Science, Selasa (9/1/2024).

Sowers telah menggunakan data di kawasan landas kontinen untuk mengidentifikasi habitat laut dalam yang kaya akan keanekaragaman hayati.

Peta-peta tersebut juga menjelaskan evolusi geologi cekungan laut, mengidentifikasi daerah-daerah yang berisiko menyebabkan tanah longsor pemicu tsunami, serta potensi endapan mineral dasar laut.

"Tentu saja ada banyak potensi penerapan lainnya," kata ahli geosains Universitas New Hampshire, Larry Mayer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com