Pertama, Monsun Asia Musim Dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan, mulai menunjukkan dampak terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia
"Sehingga pertumbuhan awan hujan di periode Januari ini diprediksikan cukup intens," tambahnya.
Selain itu, aktifitas Madden Jullian Oscillation (MJO) yang mulai memasuki wilayah Indonesia secara tidak langsung dapat memicu peningkatan potensi hujan sedang-lebat di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.
Kondisi tersebut diperkuat adanya aktifitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia bagian barat yang cukup bertahan hingga 5 hari ke depan.
"Faktor dinamika lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuknya pola pertemuan angin dan belokan angin di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan," imbuh dia.
Lebih lanjut, Guswanto menyatakan BMKG melakukan prakiraan cuaca melalui Impact-Based Forecast (IBF) atau memprakirakan dampak cuaca yang terjadi di Indonesia.
"Informasi IBF kategori 'siaga' untuk tiga hari ke depan," katanya.
Baca juga: Akankah Cuaca Januari 2024 Lebih Panas dari Desember 2023? Berikut Penjelasan BMKG
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.