Dikutip dari The Guardian, Senin, gempa susulan terus terjadi di lepas pantai Prefektur Ishikawa dan Niigata, dengan lebih dari 40 gempa dengan magnitudo 3,5 atau lebih antara pukul 16.06 hingga 19.05 waktu setempat.
Bahkan, pada pukul 18.08, gempa berkekuatan M 5,6 melanda pantai Semenanjung Noto, dekat pusat gempa terkuat pada pukul 16.10 lalu.
Rumah Sakit Kota Suzu di Ishikawa melaporkan banyaknya pasien terluka yang mulai berdatangan.
Namun demikian, masih belum ada laporan resmi terkait jumlah korban luka atau korban jiwa akibat gempa ini.
Pemindahan dan pengangkutan korban cedera mengalami hambatan karena jalan yang menjadi akses utama rusak.
Tak hanya itu, rumah sakit juga terpaksa menggunakan generatornya sendiri karena listrik padam di distrik sekitar.
Sebanyak 36.000 rumah tangga pun diperkirakan tidak mendapat aliran listrik, sedangkan suhu mulai turun hingga menjadi sekitar 1 derajat Celsius dalam semalam.
Sementara itu, Otoritas Regulasi Nuklir Jepang (NRA) melaporkan, tidak ada masalah yang terdeteksi pada reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir.
Kendati demikian, tumpahan minyak dan kerusakan kecil lain telah dipastikan terjadi di beberapa pabrik.
NRA mengatakan, pihaknya akan terus memantau dan memberikan informasi terkini mengenai situasi di 22 reaktor di enam pembangkit listrik terdekat dengan lokasi gempa.
Menurutnya, dua reaktor yang saat ini beroperasi di wilayah tersebut, tepatnya di pabrik Shika, Ishikawa, tidak beroperasi pada saat gempa terjadi karena adanya pemeriksaan terjadwal.
Sebagian besar dari total 54 reaktor di Jepang pun telah dimatikan sejak bencana nuklir Fukushima pada Maret 2011, yang dipicu gempa bumi berkekuatan M 9,0 serta tsunami dahsyat.
Bukan hanya di Jepang, gempa hari ini turut memicu peringatan tsunami di Rusia dan Korea Selatan.
Masih dari The Guardian, pihak berwenang Rusia telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk kawasan pantai barat Sakhalin.
Departemen darurat regional pun melakukan evakuasi terhadap warga sekitar sebagai antisipasi.
Di sisi lain, Korea Selatan telah mengeluarkan peringatan terkait kenaikan permukaan air laut.
Provinsi Gangwon bagian timur juga telah mendesak beberapa warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.