Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat AdamAir KI 574 Jatuh di Selat Makassar, 102 Orang Tewas

Kompas.com - 01/01/2024, 06:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesawat AdamAir dengan nomor penerbangan KI 574 rute Surabaya-Manado jatuh di Selat Makassar pada Senin (1/1/2007) atau tepatnya 16 tahun lalu. 

Sebanyak 102 orang dilaporkan tewas terkait insiden kecelakaan pesawat tersebut. 

Dilansir dari Kompas.id, Senin (27/6/2022), 102 korban tewas terdiri dari 96 penumpang dan 6 kru pesawat. 

Setelah pencarian yang masif, dua kotak hitam atau black box AdamAir KI 574 ditemukan pada Senin (27/8/2007) dan Selasa (28/8/2007).

Dari kedua kotak hitam tersebut, kecelakaan diketahui berawal dari kerusakan pada alat navigasi pesawat atau Internal Reference System (IRS).

Baca juga: Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan, Ini Sederet Kecelakaan Pesawat TNI


Baca juga: Yevgeny Prigozhin, Bos Wagner Rusia Diduga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat, Ini Respons Tokoh Dunia

Kronologi kejadian

Pesawat AdamAir dengan nomor penerbangan KI 574 berangkat dari Surabaya pada Senin (1/1/2007) pukul 12.59 WIB dan diperkirakan tiba di Manado pukul 16.14 WITA.

Namun, satu jam tujuh menit setelah lepas landas, pesawat dinyatakan putus kontak dengan radar Air Traffic Centre (ATC) Bandara Makassar, Sulawesi Selatan.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Mohammad Iksan Tatang menjelaskan, saat putus kontak, pesawat berada di 85 mil laut (157,42 kilometer) sebelah barat laut Makassar dengan ketinggian 35.000 kaki (10.668 meter).

“Kami sudah koordinasi dengan beberapa bandara sekitar, seperti Manado dan Ambon. Namun, sampai tadi malam, belum juga ada pemberitahuan pendaratan pesawat tersebut,” kata Tatang, dikutip dari Kompas.id, Senin (27/6/2022).

Pesawat hilang kontak

Sementara itu, Airport Duty Manager Bandara Sam Ratulangi Simon Pinaria mengatakan, pesawat diperkirakan hilang kontak antara Majene, Sulawesi Barat dan Rantepao, Sulawesi Selatan.

Di sisi lain, radar milik Singapura menangkap sinyal darurat dari pancaran Emergency Locator Beacon-Aircraft (ELBA) di Rantepao, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Upaya penyelamatan dikerahkan pada Selasa (2/1/2007) dengan menggunakan 6 pesawat yang terdiri dari 4 heli jenis Puma, 1 pesawat Boeing 737-200 Intai, dan 1 pesawat lain yang terbang di sekitar Majene dan Rantepao.

Selain itu, Polda Sulawesi Selatan juga mengerahkan dua kompi Brimob dan Polair ke dua lokasi tersebut.

Di sisi lain, TNI Angkatan Laut RI mengerahkan empat kapal perang yang dilengkapi sonar untuk mencari pesawat AdamAir KI 574, dikutip dari Harian Kompas, Selasa (9/1/2007).

Keempat kapal perang tersebut antara lain KRI Pulau Rengat, KRI Pulau Rupat, KRI Fatahillah, dan KRI Leuser.

Dilansir dari Harian Kompas, Kamis (4/1/2007) pihak asing pun turut membantu pencarian korban jatuhnya pesawat AdamAir KI 574.

Angkatan Udara Singapura mengirim pesawat Fokker 50 berikut tim dan teknologi inframerah ke Makassar pada Rabu (3/1/2007).

Meskipun upaya pencarian yang masif telah dikerahkan, hingga Jumat (12/12/2007), hanya ada ekor pesawat yang ditemukan oleh Bakri, seorang nelayan di Majene, dilansir dari Harian Kompas, Selasa (12/1/2007).

Bakri mengatakan, serpihan pesawat AdamAir tersangkut di belle (jaring yang diikat pada kayu yang ditancapkan di laut) miliknya.

Baca juga: Pemimpin Tentara Bayaran Wagner Diduga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Rusia

Halaman:

Terkini Lainnya

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com