Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Sinterklas adalah Sosok yang Nyata? Berikut Penjelasannya

Kompas.com - 25/12/2023, 10:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Sinterklas adalah sosok baik hati yang sangat identik dan tidak lepas dari tradisi perayaan Hari Natal.

Ia adalah sosok pria berpakaian merah dengan janggut putih yang terbang di malam hari dengan kereta luncur yang ditarik oleh rusa terbang.

Disebutkan bahwa, Sinterklas akan meninggalkan hadiah bagi anak-anak yang berkelakuan baik selama perjalanan tahunannya.

Hadiah-hadiah tersebut bisa ditemukannya di bawah pohon Natal dan atau beberapa permen-permen yang disembunyikan di dalam stoking yang digantung di dekat perapian.

Baca juga: Kisah Sinterklas Berpakaian Merah dari Iklan Coca-Cola, Benarkah?


Lantas, apakah Sinterklas adalah sosok yang nyata?

Siapa Sinterklas?

Dikutip dari laman Britannica, Sinterklas didasarkan pada uskup Santo Nicholas dari Myra, yang, menurut tradisi Kristen, adalah seorang uskup di kota kecil Romawi abad ke-4.

Reputasi St Nicholas atas kebaikannya memunculkan legenda tentang mukjizat yang ia lakukan bagi orang miskin dan tidak bahagia.

Salah satunya adalah ketika St Nicholas muda diam-diam menjatuhkan emas ke cerobong asap tiga gadis yang miskin. Kemudian emas itu mendarat di kaus kaki di dekat perapian.

Kisah-kisah tentang Santo Nikolas berkembang sepanjang milenium ke-2 dan bercampur dengan tradisi-tradisi lain, sehingga ia menjadi sosok yang sama legendarisnya dengan Sinterklas saat ini.

Baca juga: Sebanyak 15.922 Narapidana Dapatkan Remisi Natal, Ini Rinciannya

Namun, selama abad ke-20, beberapa sejarawan meragukan keberadaan uskup tersebut. Sebab sia tidak meninggalkan tulisan dan tidak mempunyai murid.

Meskipun ketidakpastian seputar keberadaannya tercermin dalam revisi entri tentang Nikolas dalam buku-buku para santo, beberapa sejarawan menyatakan bahwa St. Nikolas pernah hidup dan telah melakukan banyak tindakan kebaikan dan kemurahan hati.

Kurangnya dokumentasi selama masa hidupnya bukanlah bukti ketidakhadirannya dan menyerukan peninjauan kembali terhadap teks-teks yang telah diabaikan.

Kematian Nicholas kini diperingati setiap tanggal 6 Desember.

Baca juga: Merry Christmas 2023, Ini 100 Ucapan Selamat Natal dalam Bahasa Inggris

Perubahan karakter

Sejarah dan asal-usul Sinterklas.Freepik Sejarah dan asal-usul Sinterklas.

Sosok St, Nicholas membuat terobosan pertamanya ke dalam budaya populer Amerika menjelang akhir abad ke-18.

Dilansir dari laman History, dimulai dari sebuah surat kabar New York memberitakan bahwa sekelompok keluarga Belanda berkumpul untuk memperingati hari kematian Nicholas.

Nama Sinterklas berevolusi dari nama panggilan dalam bahasa Belanda, Sinter Klaas, kependekan dari Sint Nikolaas (Bahasa Belanda untuk Saint Nicholas).

Pada 1804, John Pintard, anggota New York Historical Society, memperlihatkan potongan kayu berisi gambar Santa yang dikenal sekarang, termasuk kantong berisi mainan dan buah-buahan yang digantung di atas perapian.

Baca juga: Asal-usul Tradisi Pohon Natal, Kapan Pertama Kali Muncul?

Pada 1809, penulis AS Washington Irving membantu mempopulerkan cerita Sinter Klaas ketika dia menyebut St. Nicholas sebagai santo pelindung New York dalam bukunya, The History of New York.

Saat popularitasnya meningkat, Sinter Klaas digambarkan dengan berbagai macam bentuk. Mulai dari sosok bertopi biru segitiga, rompi merah, dan kaus kaki kuning, hingga seorang pria yang mengenakan topi bertepi lebar dan “sepasang celana Flemish yang besar.”.

Selanjutnya, kampanye iklan Coca-Cola pada pertengahan abad ke-20 mengubah image-nya menjadi Sinterklas berjanggut putih dan bertopi merah yang dikenal saat ini.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sosok yang menjadi inspirasi sinterklas benar-benar ada dan nyata, yakni St Nicholas.

Hanya saja, sosok Sinterklas berjanggut putih dan bertopi merah yang dikenal seperti saat ini, adalah hasil interpretasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com