Sebelumnya, Satgas Antimafia Bola menetapkan Vigit sebagai tersangka dalam kasus dugaan pengaturan skor pada 2019.
Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik dari Satgas Antimafia Bola melakukan gelar perkara pada 14 Januari 2019.
"Bahwa kasus daripada perkara antara yang dilaporkan (adalah) Pak Vigit Waluyo (VW), pada malam ini sudah melakukan gelar perkara. Mekanisme gelar sudah menaikkan VW menjadi tersangka dalam kasus PSMP Mojokerto," ujar Ketua Tim Media Satgas Antimafia Bola Kombes Argo Yuwono saat itu.
Polisi menyebutkan, tersangka lain dalam kasus pengaturan skor, Dwi Irianto alias Mbah Putih mengaku mendapat aliran dana Rp 115 juta dari Vigit.
Baca juga: Sosok dan Sepak Terjang Akmal Marhali, Anggota Satgas Anti-Mafia Sepak Bola
Uang itu diberikan Vigit kepada Dwi untuk mempermudah jalan PS Mojokerto Putra naik kasta dari Liga 3 ke Liga 2.
Komite Disipilin PSSI juga telah menjatuhi hukuman larangan bermain di Liga 2 untuk PS Mojokerto Putra pada musim berikutnya.
Sanksi tersebut harus diterima PSMP karena telah terbukti melakukan pengaturan skor di Liga 2 pada musim 2018.
Sementara itu, Vigit Waluyo mendapat sanksi berupa larangan beraktivitas di dunia sepak bola Indonesia seumur hidup.
Baca juga: Jejak Indonesia Raih Medali Emas Sepak Bola di SEA Games
Kurang lebih empat tahun sejak penetapan pertama kali, Satgas Antimafia Bola kembali menetapkan Vigit Waluyo sebagai tersangka.
Kali ini, dia merupakan satu dari delapan orang tersangka kasus mafia bola pengaturan skor pertandingan sepak bola kompetisi Liga 2 yang terjadi pada November 2018 silam.
Selain Vigit, Satgas Antimafia Bola menetapkan empat wasit bernama Khairuddin, Reza Pahlevi, Agung Setiawan, dan Ratawi sebagai tersangka.
Tersangka lainnya, yakni asisten manajer klub Dewanto Rahadmoyo Nugroho, Liaison Officer (LO) Wasit Kartiko Mustikaningtyas, dan kurir Gregorius Andi Setyo.
"Satu orang pelobi berinisial VW (Vigit Waluyo), yang disampaikan Kapolri," kata Kepala Satgas Antimafia Bola Irjen Pol Asep Edi Suheri, dikutip dari Kompas TV, Kamis (14/12/2023).
Baca juga: Mengapa Pemain Sepak Bola Gandeng Anak-anak Sebelum Pertandingan?
Dalam kasus ini, pihaknya menemukan indikasi keterlibatan pihak klub sepak bola dalam praktik pengaturan skor atau match fixing.
Modusnya adalah dengan cara melobi perangkat wasit dan memberikan sejumlah uang untuk memenangkan salah satu klub dalam pertandingan sepak bola.