KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan terdapat total 135 kosmetik mengandung merkuri selama periode September 2022 hingga Oktober 2023.
Diberitakan Kompas.com, Senin (11/12/2023), merkuri menyebabkan perubahan pada kulit berupa muncul bintik-bintik hitam, iritasi, serta alergi.
Merkuri juga menimbulkan sakit kepala, diare, muntah-muntah, bahkan kerusakan ginjal.
Untuk mencegah memakai kosmetik yang mengandung merkuri, masyarakat perlu cermat memilih produk yang digunakan.
Lalu, bagaimana ciri dan cara mengecek adanya merkuri di produk kosmetik?
Baca juga: BPOM Ungkap Kosmetik Ilegal yang Mengandung Merkuri, Ini Bahayanya pada Kesehatan
Untuk mengetahui keberadaan merkuri di kosmetik, masyarakat perlu lebih dulu mengenali produk yang sering mengandung senyawa ini.
Dikutip dari penjelasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merkuri sering ditemukan di produk pencerah kulit. Produk ini terutama beredar di negara-negara Afrika, Asia, dan Karibia.
Produk pencerah kulit tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk krim, sabun, serta sabun antiseptik. Produk ini dapat ditujukan untuk perempuan dan laki-laki.
Produk-produk tersebut dipakai dengan cara dioleskan ke kulit hingga kering.
Tidak hanya pencerah kulit, kosmetik bermerkuri juga muncul dalam bentuk kosmetik mata, seperti maskara, eye shadow, dan pembersih rias mata.
Merkuri dalam produk ini memengaruhi sistem saraf, pencernaan dan kekebalan tubuh, serta merusak paru-paru, ginjal, kulit, dan mata.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Merkuri dan Bahayanya bagi Kesehatan
Dilansir dari situs resminya, berikut cara mengecek produk kosmetik yang berpotensi mengandung merkuri.
Kosmetik yang mengandung merkuri bisa mencantumkan kata “merkuri klorida”, “kalomel”, “merkuri”, atau “mercurio” di labelnya.
Produk bermerkuri biasanya dipasarkan sebagai pencerah kulit dan perawatan antipenuaan.
Produk ini disebut berfungsi menghilangkan tanda penuaan, bintik-bintik wajah, noda, dan kerutan.
Remaja mungkin menggunakan produk ini untuk pengobatan jerawat.
Kosmetik bermerkuri biasanya diproduksi di luar negeri dan dijual secara ilegal. Produk ini dipromosikan secara online di media sosial dan dijual melalui aplikasi seluler.
Konsumen juga mungkin membeli produk kosmetik dari luar negeri dan digunakan untuk pemakaian pribadi.
Kosmetik yang tidak mencantumkan bahan-bahan pembuatnya di label atau bungkus produk tersebut bisa dicurigai mengandung senyawa ilegal.
Setiap produk harus mencantumkan informasi bahan dan resep pembuatannya di label kosmetik tersebut.
Produk yang menuliskan informasi di label atau bungkusnya dengan bahasa asing serta tanpa ditambah bahasa Inggris dan Indonesia perlu dicurigai legalitasnya.
Kosmetik yang memiliki warna putih keabuan dan mengkilat, atau berwarna mencolok perlu dicurigai mengandung merkuri.
Produk ini juga bisa mengeluarkan aroma zat kimia yang menyengat.
Baca juga: BPOM Ungkap 181 Kosmetik Merkuri dan Non-merkuri 2023, Ini Daftarnya