Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Standar Ganteng Tergantung Zaman, Sosiolog: Produk Sosial dan Budaya Masyarakat

Kompas.com - 29/11/2023, 18:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lini masa media sosial ramai membahas standar ketampanan dan kecantikan seseorang yang berubah seiring perkembangan zaman.

Topik tersebut bermula dari warganet X (dulu Twitter) @TukangParaf, Selasa (28/11/2023) pagi.

Tampak dalam unggahan, warganet membandingkan pendapat perempuan kelahiran 1990-2000 dengan kelahiran 1960-1970 terkait aktor senior dan anggota DPR RI Rano Karno.

Menurutnya, sebagian besar perempuan kelahiran 1990-2000 menganggap penampilan Rano Karno tidak menarik atau tidak tampan.

"Gw nanya ke bbrapa orang ibu2 kelahiran 60-70an, 100% jawab ganteng. Apakah ganteng itu tergantung selera zaman ya?" kata pengunggah.

Hingga Rabu (29/11/2023) siang, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 972.000 kali, disukai 5.100 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 1.400 warganet.

Lantas, mungkinkah standar ketampanan dan kecantikan dipengaruhi oleh zaman?

Baca juga: Mengapa Remaja Zaman Dulu Tampak Lebih Tua dari Usia Sebenarnya? Ini Kata Ilmuwan


Standar ketampanan dan kecantikan berubah seiring zaman

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono membenarkan, standar kecantikan dan ketampanan akan berubah seiring dengan perkembangan zaman.

"Jadi memang kecantikan dan kegantengan itu merupakan produk atau akibat dari konteks sosial dan budaya masyarakat," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/11/2023).

Bukan faktor kekayaan atau kecerdasan, menurut Drajat, ketampanan dan kecantikan adalah suatu reputasi yang berasal dari penampilan dan tubuh seseorang.

Perubahan standar ketampanan pun dipengaruhi oleh konstruksi budaya dan sosial masyarakat di suatu wilayah yang juga berkembang sepanjang peradaban manusia.

Tak heran, kata Drajat, banyak masyarakat dari berbagai kalangan dan budaya menerjemahkan cantik dan ganteng dengan definisi berbeda-beda.

"Misalnya, zaman dulu, cantik itu kalau wanita gendut. Demikian juga zaman dulu, laki-laki tampan malah kurus dan berpenampilan rapi, tampak bagus," ungkap Drajat.

Di masa lalu, definisi perempuan cantik juga dapat dilihat dari pakaiannya yang megah sebagai simbol kesejahteraan.

Namun, seiring waktu, seorang perempuan cantik diartikan memiliki tubuh kurus serta pinggang yang dapat dicapai hanya dengan pelukan tangan.

"Bahkan di China, perempuan cantik itu kalau kakinya kecil. Semakin kecil kakinya, maka semakin cantik," tuturnya.

Baca juga: Mengapa Wajah Terlihat Lebih Cantik di Cermin daripada di Foto?

Faktor perubahan pandangan masyarakat

Film serial Si Doel Anak Sekolahan yang ditayangkan RCTI mengangkat kultur Betawi. Film yang disutradarai Rano Karno (berdiri kiri), dengan pemain di antaranya Cornelia Agatha (berdiri kedua kiri), Aminah Cendrakasih (duduk kiri), Benyamin S (duduk kanan).DOK RCTI Film serial Si Doel Anak Sekolahan yang ditayangkan RCTI mengangkat kultur Betawi. Film yang disutradarai Rano Karno (berdiri kiri), dengan pemain di antaranya Cornelia Agatha (berdiri kedua kiri), Aminah Cendrakasih (duduk kiri), Benyamin S (duduk kanan).
Pengaruh budaya asing dan media yang kerap menyorot sosok yang dianggap mewakili definisi cantik, turut mengubah standar di tengah masyarakat.

"Kalau sekarang kita lihat, cantik itu putih," kata Drajat.

Hal serupa terjadi pada laki-laki, standar ketampanan bergeser dari berpenampilan formal dan rapi menjadi bertubuh kekar.

Itu sebabnya, tak jarang pria yang memamerkan bentuk tubuhnya untuk menambah tingkat ketampanan.

Drajat menceritakan, sosok aktor Rano Karno memang sempat menjadi standar ketampanan seorang laki-laki pada zamannya.

"Zaman saya dulu, Rano Karno itu ganteng dan ketika dia berpasangan dengan Yessy Gusman dalam film Gita Cinta dari SMA, itu wah itu menjadi idola, dulu," ujarnya.

Berbeda, masyarakat kelahiran dua atau tiga dekade lalu tak lagi dapat merasakan sensasi serupa saat menonton film yang rilis pada 1979 itu.

"Memang setiap zaman itu memiliki perspektif berbeda-beda, termasuk penilaian-penilaian yang dipengaruhi oleh struktur, misalnya kelas," ungkap Drajat.

Meski hidup di zaman yang sama, dia melanjutkan, setiap tingkatan kelas sosial dalam masyarakat juga pasti memiliki standar berbeda terkait kecantikan atau ketampanan seseorang.

"Itu sebabnya fesyen, bisa pakaian atau cara berdandan, berubah terus. Fesyen itu merupakan suatu produk yang mengalami perubahan sejalan dengan konstruksi masyarakat," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com