Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Mengonsumsi Madu terhadap Gula Darah Berdasarkan Penelitian

Kompas.com - 07/11/2023, 07:45 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Madu adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari nektar tanaman.

Produk madu tersedia dalam berbagai bentuk dan umum dijadikan sebagai bahan dalam makanan atau minuman.

Madu dikenal memiliki beberapa manfaat kesehatan potensial karena kaya akan nutrisi dan antioksidan, memiliki sifat antibakteri, dan dapat berperan dalam pengelolaan diabetes sebagai bagian dari pola makan seimbang.

Baca juga: 5 Efek Samping Kurma, Waspadai Berat Badan dan Gula Darah Naik

Dilansir dari laman Verywell Health, dalam bentuk murni dan belum diolah, madu kaya akan antioksidan dan senyawa tanaman lainnya.

Kandungan tersebut disebut dapat membantu menstabilkan gula darah dan melindungi dari penyakit jantung.

Beberapa penelitian kecil menunjukkan bahwa mengonsumsi madu dalam jumlah sedang sebenarnya memiliki beberapa manfaat bagi penderita diabetes.

Baca juga: 7 Gejala Diabetes yang Muncul di Mata, Mulai dari Mata Merah dan Penglihatan Buruk


Efek madu terhadap gula darah

Dilansir dari laman Healthline, mengonsumsi madu lebih baik untuk kadar gula darah dibandingkan dengan mengonsumsi gula biasa.

Meskipun madu meningkatkan kadar gula darah seperti jenis gula lainnya, antioksidan yang dikandungnya dapat membantu melindungi terhadap sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.

Para peneliti telah menemukan bahwa madu dapat meningkatkan kadar adiponektin, hormon yang mengurangi peradangan dan meningkatkan regulasi gula darah.

Ada juga bukti bahwa asupan madu setiap hari dapat meningkatkan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes tipe 2.

Baca juga: Khasiat Air Jeruk Nipis untuk Mengontrol Gula Darah

Namun, meski madu cenderung lebih baik daripada gula rafinasi, khususnya bagi penderita diabetes, masyarakat tetap harus mengonsumsinya dalam jumlah sedang.

Penting juga untuk diketahui bahwa, pastikan mengonsumsi madu asli. Sebab, beberapa produsen mengencerkan madu dengan sirup biasa.

Sejalan dengan itu, dilansir dari laman Medical News Today, sebuah studi menemukan bahwa madu, tidak seperti pemanis lainnya, memiliki potensi baik untuk kesehatan kardiometabolik.

Dalam sebuah studi baru dari para peneliti di University of Toronto, bagi orang yang menjalani pola makan sehat tidak lebih dari 10 persen kalori hariannya berasal dari gula, madu justru memberikan manfaat kardiometabolik.

Baca juga: Punya Efek terhadap Gula Darah, Apakah Nanas Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes?

Penelitian ini merupakan tinjauan dan meta-analisis terhadap efek madu dalam 18 percobaan pemberian makanan terkontrol yang melibatkan 1.105 individu.

Secara keseluruhan, uji coba menunjukkan bahwa madu menurunkan glukosa darah puasa, kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL), serta penanda penyakit hati berlemak.

Selain itu, para peneliti menemukan bahwa madu mentah dan madu monofloral memberikan manfaat kardiometabolik paling banyak.

Baca juga: Manfaat Jalan Kaki Setelah Makan, Bisa Mencegah Risiko Diabetes

Keistimewaan madu

Ilustrasi khasiat madu untuk kesehatan.iStockphoto/s-cphoto Ilustrasi khasiat madu untuk kesehatan.

Madu mengandung 80 persen gula, dan meskipun semua jenis gula dikaitkan dengan masalah kardiometabolik, penelitian menyarankan bahwa madu termasuk dalam kategorinya sendiri, dan layak mendapat pertimbangan khusus sebagai makanan sehat.

Tidak seperti kebanyakan gula, kekuatan pemanis madu tidak hanya berasal dari gula biasa, seperti fruktosa dan glukosa.

Sekitar 15 persen madu terbuat dari gula langka, seperti isomaltulosa, kojibiosa, trehalosa, melezitosa, dan lain-lain.

Baca juga: Manfaat Pare untuk Menurunkan Gula Darah Berdasarkan Penelitian

Kandungan tersebut terbukti memiliki banyak manfaat fisiologis dan metabolik termasuk meningkatkan respons glukosa, mengurangi resistensi insulin, dan meningkatkan metabolisme.

Madu juga mengandung banyak molekul bioaktif, termasuk polifenol, flavonoid, dan asam organik yang memiliki serangkaian sifat farmakologis.

Sifat farmakologis tersebut termasuk efek antibiotik, efek anti kanker, efek anti-obesogenik (anti-obesitas), perlindungan terhadap radikal bebas, dan mengurangi peradangan, dll.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com