Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacar Monyet Muncul di Bandung dan Tangerang, Bagaimana Penularannya?

Kompas.com - 01/11/2023, 08:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus penularan penyakit cacar monyet menyebar dan telah ditemukan di luar DKI Jakarta.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat, sebanyak 27 orang Indonesia terinfeksi penyakit cacar monyet hingga Selasa (31/10/2023).

“(Ada) 27 kasus konfirmasi,” ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Kompas.com , Selasa (31/10/2023).

Nadia menyebutkan, kasus cacar monyet ini menyebar di sejumlah daerah, di antaranya:

  • Bandung: 1 pasien
  • Tangerang Selatan: 2 pasien 
  • Kabupaten Tangerang: 2 pasien
  • Kota Tangerang: 1 pasien
  • DKI Jakarta: 21 pasien

Di antara pasien cacar monyet, 42 persen pasien berusia 25 hingga 39 tahun. Sementara pasien berusia 18 hingga 24 tahun ada sebanyak 12 persen.

Baca juga: Kemenkes Sebut Orang Kelahiran di Bawah 1980 Lebih Kebal Cacar Monyet, Mengapa?


Cacar monyet menyebar ke sejumlah wilayah

Menurut Nadia, penyakit cacar monyet memang berpotensi menyebar ke sejumlah wilayah di Indonesia.

“Karena ini penyakit menular dan kontak menular melalui perilaku seks yang berganti-ganti pasangan dan banyak pasangan,” kata Nadia. 

Dia mengungkapkan, saat ini, cacar monyet sudah bertransmisi secara lokal. Hal ini berarti penularannya berisiko terjadi di sejumlah daerah lainnya. 

Terhadap ke-27 pasien yang positif cacar monyet, sebagian besar dirawat di fasilitas kesehatan provinsi masing-masing. Ada juga 2-3 orang yang melakukan isolasi di rumah.

Nadia menegaskan, pihak Kemenkes RI telah berupaya mencegah penyakit cacar monyet semakin menular di banyak wilayah.

“Ada Surat Edaran ke provinsi untuk meningkatkan kewaspadaan faskes (fasilitas kesehatan) dan nakes (tenaga kesehatan) tentang peningkatan potensi kasus mpox (monkeypox),” ujar dia.

Baca juga: Jumlah Kasus yang Meningkat, Apakah Cacar Monyet Menyebabkan Kematian?

 

Berpotensi menular

Ilustrasi cacar monyet.Shutterstock/Berkay Ataseven Ilustrasi cacar monyet.
Terpisah, ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan, cacar monyet berpotensi menjadi epidemi dan endemi.

Endemi adalah penyakit yang menjangkit populasinya di suatu wilayah geografis tertentu.

Sementara epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban.

“Kalau kita tidak mendeteksi dengan memadai, mengisolasi, memberikan vaksinasi, pada kelompok (berpotensi terkena cacar monyet) ini, maka akan sangat cepat penyebarannya,” jelas dia.

Menurut Dicky, cacar monyet berisiko menyebar hingga ke luar DKI Jakarta selama ada kelompok orang yang melakukan hubungan seperti di sejumlah wilayah Indonesia, bahkan di kota-kota kecil.

Tak hanya pada laki-laki yang berhubungan seksual sejenis, cacar monyet bahkan berpotensi menular ke masyarakat umum termasuk perempuan dan anak-anak.

“Kalau sampai tertular ke anak di bawah satu tahun, fatalitasnya (kemungkinan fatal) sangat tinggi,” tegasnya.

Baca juga: Kemenkes Sebut Belum Ada Obat Spesifik untuk Cacar Monyet, Bagaimana Pengobatannya?

Cara penularan cacar monyet

Sementara itu, diberitakan Kompas.com (25/10/2023), virus penyakit cacar monyet menyebar akibat adanya kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit atau bekas luka penderita yang terinfeksi.

Virus cacar monyet juga dapat menular dari ibu hamil ke janin lewat plasenta. Penularan juga terjadi saat menyentuh benda yang terkontaminasi cairan atau luka tubuh, seperti pakaian, handuk, atau seprai.

Setelah terinfeksi, penderita akan menunjukkan gejala cacar monyet, seperti:

  • Lesi dan ruam kemerahan
  • Demam
  • Kelenjar getah bening membesar
  • Nyeri tenggorokan
  • Nyeri otot
  • Sulit menelan.

Baca juga: Benarkah Laki-laki Lebih Rentan Terinfeksi Cacar Monyet Dibanding Perempuan?

Pencegahan cacar monyet

Untuk mencegah penularan penyakit ini, Kemenkes RI mengadakan vaksinasi terutama pada kelompok berisiko tinggi.

Penerima vaksin cacar monyet yaitu laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis, dengan atau tanpa mengidap HIV.

Pemberian vaksin cacar monyet dimulai pada 24 Oktorber 2023 di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Fasilitas yang menyediakan vaksinasi cacar monyet di berbagai daerah yaitu klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.

Vaksin cacar monyet diberikan dalam 2 dosis dengan melibatkan NGO atau LSM (lembaga swadaya masyarakat) interval 4 minggu.

Jenis vaksin cacar monyet yang digunakan adalah vaksin impor yang diproduksi Bavarian Nordic, Denmark dengan merk dagang JYNNEOS kemasan dosis tunggal.

Vaksin tersebut telah memiliki Sertifikat Pelulusan Vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) per 17 Maret 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com