KOMPAS.com - Sejumlah makanan diketahui mengandung sianida alami yang berpotensi mengganggu kesehatan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejumlah tumbuhan mengandung glikosida sianogenik, yaitu senyawa yang dapat terurai menjadi asam sianida (HCN) dengan sifat beracun.
Potensi toksisitas tanaman sianogenik terutama terjadi jika mengonsumsi bahan pangan mentah tersebut dalam jumlah berlebihan, hingga menghasilkan konsentrasi sianida tertentu.
Pada manusia, seseorang yang terpapar senyawa sianida akan mengalami beberapa gejala, seperti napas cepat, tekanan darah turun, pusing, sakit kepala, dan rasa bingung.
Selain itu, tanda-tanda klinis keracunan sianida akut meliputi sakit perut, muntah, diare, kulit membiru, disertai kedutan dan kejang-kejang.
Lantas, apa saja makanan yang mengandung sianida alami?
Baca juga: Sianida: Gejala Keracunan dan Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Terpapar
Catatan WHO, setidaknya terdapat 2.000 spesies tumbuhan dengan kandungan senyawa sianida alami. Sejumlah tumbuhan tersebut bahkan umum dikonsumsi oleh masyarakat.
Berikut makanan yang mengandung senyawa sianida alami:
Dilansir dari WebMD, kedua jenis almond, baik pahit maupun manis mengandung amigdalin, senyawa kimia yang dapat berubah menjadi sianida.
Amigdalin atau vitamin B17 merupakan toksin glikosida yang jika dikombinasikan dengan enzim pencernaan akan menghasilkan hidrogen sianida.
Sejauh ini, kacang almond pahit memiliki kadar amigdalin jauh lebih tinggi daripada almond manis.
Kacang almond manis cenderung aman dijadikan camilan. Sementara mengonsumsi kacang almond pahit tanpa diolah dapat menyebabkan kram, mual, dan diare.
Sama seperti kacang almond, biji apel mengandung amigdalin yang berpotensi menyebabkan keracunan sianida.
Untungnya, biji apel memiliki lapisan pelindung yang dapat mencegah sianida masuk ke sistem tubuh jika tak sengaja tertelan.
Meski demikian, kehati-hatian perlu dilakukan, lantaran sianida dalam dosis kecil pun dapat memicu napas yang cepat, hingga kejang.
Baca juga: 3 Efek Samping Daun Singkong, Waspadai Kandungan Sianida Alaminya!
Biji berukuran besar di tengah-tengah buah ceri diketahui mengandung asam prusik atau hidrogen sianida.
Oleh karena itu, menggigit ceri hingga bagian bijinya terbelah atau hancur adalah pilihan buruk yang dapat menyebabkan keracunan.
Namun, masyarakat tidak perlu panik jika tak sengaja menelannya dalam kondisi masih utuh. Sebab, biji ceri umumnya akan melewati sistem pencernaan dan keluar dari tubuh melalui feses.
Dikutip dari Medical News Today, makanan dengan kandungan sianida alami selanjutnya adalah singkong, baik bagian umbi atau daun.
Singkong berpotensi memicu keracunan sianida jika dikonsumsi secara mentah, dalam jumlah banyak, atau diolah dengan tidak benar.
Keracunan sianida dikaitkan dengan gangguan fungsi tiroid dan saraf, kelumpuhan, kerusakan organ, hingga kematian.
Bahkan, di negara-negara dengan mayoritas penduduk pemakan singkong, beberapa laporan telah mengidentifikasi bahayanya, antara lain:
Neuropati ataksik tropis, suatu kondisi yang lebih sering terjadi pada orang dewasa, dengan gejala hilangnya rasa pada tangan, penglihatan buruk, lemah, dan masalah berjalan.
Namun, mengonsumsi protein turut membantu membersihkan tubuh dari sianida. Oleh karena itu, orang dengan asupan protein rendah lebih berpotensi terkena efek keracunan singkong.
Baca juga: Mengandung Sianida, Berbahayakah bila Menelan Biji Apel?
Sorgum merupakan tanaman biji-bijian yang kerap dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif makanan pokok.
Sama seperti singkong, sorgum pun secara alami mengandung glikosida sianogenik, senyawa yang dapat terurai menjadi sianida.
Dikutip dari laman Queensland Government, senyawa penghasil sianida tersebut hadir pada setiap tahap siklus kehidupan tanaman ini.
Namun, potensi penghasil sianida paling tinggi hadir saat kondisi udara terlalu panas dan kering, sehingga tanaman stres atau tertekan.
Adapun risiko akumulasi sianida yang paling rendah, saat tanaman sorgum mulai berbunga dan berbiji.
Elderberry atau elderberi kerap diolah menjadi sirup maupun suplemen untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Buah beri berbentuk bulat kecil dengan warna biru kehitaman ini juga sering dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi gejala pilek, flu, atau sembelit.
Namun, mengonsumsi elderberi mentah, baik buah, kulit kayu, atau daunnya dapat menjadi bumerang yang membawa dampak buruk bagi tubuh.
Sebab makanan ini mengandung lektin dan sianida, dua bahan kimia yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.