Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Kontrasepsi Bentuk Koyo Efektif Cegah Kehamilan? Ini Kata Dokter Boyke

Kompas.com - 14/08/2023, 20:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang warganet membagikan video yang menunjukkan alat kontrasepsi berbentuk koyo atau plester.

Video tersebut dibagikan akun Instagram ini, Minggu (18/6/2023).

Dalam unggahan tersebut, tampak pengunggah memasang koyo yang ia sebut merupakan alat kontrasepsi atau keluarga berencana (KB).

"KB dalam bentuk koyo?" tulis pengunggah.

Unggahan tersebut lantas mendapatkan beragam komentar dari warganet lainnya. Beberapa dari mereka meragukan fungsi koyo tersebut.

"Masa? Jadi kader selama ini gak pernah dikasih tau tim PLKB kalau ada KB ini," kata akun @putrii***.

"kalian percaya?? Gw si kaga," ujar pemilik akun @ininoval***.

Sementara akun @jhee**** mengaku pernah memakai alat kontrasepsi tersebut yang berasal dari Singapura. Menurutnya, koyo ini termasuk alat kontrasepsi hormonal yang banyak beredar di luar negeri.

Hingga Senin (14/8/2023), video tersebut disukai oleh 54.616 pengguna Instagram.

Lantas, benarkah alat kotrasepsi berbentuk koyo ini berfungsi mencegah kehamilan?

Baca juga: Video Viral Kontrasepsi dengan Koyo KB, Apa Itu? Ini Penjelasan Ahli


Penjelasan dokter 

Dokter spesialis ginekologi dan seksolog Boyke Dian Nugraha menyebutkan bahwa memang ada alat kontrasepsi berbentuk seperti koyo, plester, tambalan, atau patch.

Ia menjelaskan, alat KB bentuk koyo ini berisi hormon-hormon kewanitaan. Manfaatnya sama dengan alat kontrasepsi lain seperti pil KB.

"Isinya (hormon) estrogen dan progesteron seperti pil KB aja. Hanya zat aktifnya diserap melalui kulit," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (14/8/2023).

Boyke melanjutkan, koyo ini bekerja dengan cara melepaskan hormon estrogen dan progesteron ke kulit. Hormon tersebut dapat mencegah pelepasan sel telur ke rahim.

"Sama seperti pil KB mencegah terjadinya pembuahan dengan mengentalkan lendir serviks sehingga pembuahan menjadi sulit," tambahnya.

Baca juga: Arkeolog Temukan Kondom Firaun tapi Bukan Alat Kontrasepsi, Untuk Apa?

Untuk memakai alat kontrasepsi koyo, pengguna dapat menempelkannya di kulit bagian mana pun. Tidak harus di dekat alat kelamin.

Meski begitu, Boyke memastikan koyo ini tetap berfungsi karena hormon tadi bisa terserap dengan baik di kulit walau ditempel jauh dari alat kelamin.

Terkait kemampuannya mencegah kehamilan, ia juga memastikan koyo ini mampu menjadi alat kontrasepsi bagi wanita.

"Efektiflah pasti. Sudah ada penelitiannya sebelum dipakai masyarakat," tegas dia.

Baca juga: Viral, Unggahan Bernarasi Tetap Hamil meski Sudah Pakai Alat Kontrasepsi, Apa Penyebabnya?

Cara pakai alat kontrasepsi koyo

Dilansir dari situs Layanan Kesehatan Nasional AS (NHS), alat kontrasepsi koyo ini bisa ditempelkan di bagian kulit mana pun.

Perlu diperhatikan, kulit yang ditempel sebaiknya dalam keadaan bersih, kering, dan tidak terlalu berbulu.

Koyo ini tidak boleh dipasang di kulit yang sakit atau teriritasi, di lekukan yang mudah terlepas, ataupun di dada.

Berikut cara pemakaiannya:

  • Tempelkan koyo di kulit selama seminggu.
  • Ganti koyo baru setiap hari kedelapan. Lakukan selama tiga minggu berturut-turut.
  • Kemudian, beri jeda seminggu tanpa pemakaian koyo.
  • Selanjutnya, pasang koyo dan mulai siklus pemakaian selama empat minggu.

Koyo tersebut tahan air sehingga seharusnya dapat dipakai saat mandi, berenang, dan olahraga.

Namun, penggunanya berpotensi mengalami peningkatan tekanan darah dan efek samping berupa sakit kepala.

Meski koyo ini dapat dipakai untuk mencegah kehamilan, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi tubuh dapat menggunakannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com