Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konser Taylor Swift Sebabkan Guncangan Magnitudo 2,3, Kok Bisa?

Kompas.com - 30/07/2023, 14:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konser Taylor Swift yang digelar selama dua hari berturut-turut di Lapangani Lumen, Seattle, Washington, (22-23/7/2023) memecahkan rekor.

Dalam tur bertajuk "The Era Tour" itu, penampilan Taylor Swift memicu aktivitas seismik yang signifikan, yakni setara dengan gempa magnitudo 2,3 yang kemudian disebut "Seismic Swift".

Seismolog sekaligus profesor geologi di Western Washington University Jackie Caplan-Auerback membandingkan data hasil seismograf dalam dua hari itu.

"Saya mengambil data dari kedua malam konser dan dengan cepat menyadari bahwa mereka jelas merupakan pola sinyal yang sama," kata dia, dilansir dari CNN.

"Jika saya menumpuknya satu sama lain, keduanya hampir identik," imbuh Caplan-Auerback.

Baca juga: Dapat Gelar Doktor Kehormatan, Ini Rekam Jejak Taylor Swift

Sebanyak 144.000 tiket ludes terjual dalam konser Taylor Swift di Seattle selama dua malam itu.

Salah satu pengunjung yang datang, Chloe Melas mengatakan bahwa konser itu memang tidak seperti pada biasanya.

"Anda benar-benar bisa merasakan tanah bergetar di bawah kaki. Telingaku masih berdenging," kata dia.

Baca juga: Taylor Swift dan Coldplay Gelar Konser di 2023, Siapa Artis dengan Pendapatan Tertinggi?


Lantas, mengapa konser Taylor Swift bisa memicu aktivitas seismik?

Guncangan konser Taylor Swift

Caplan-Auerback mendeteksi adanya guncangan dalam konser Taylor Swift setelah menyisir data yang diambil dari seismometer yang berlokasi tepat di sebelah Lapangan Lumen, Seattle.

Caplan-Auerback mengatakan bahwa alat seismometer mampu mengukur guncangan tanah pada frekuensi rendah.

Alat ini bisa menangkap getaran yang umumnya disebabkan oleh kereta dan mobil lewat suara.

Sebagian besar frekuensi yang dicatat seismometer berada di bawah jangkauan pendengaran manusia.

Baca juga: Simak Cara Beli dan Harga Tiket Konser Taylor Swift di Singapura, Presale Mulai Hari Ini

Caplan-Auerback mengumpulkan sekitar 10 jam data pada konser Taylor Swift yang menunjukkan bahwa ritme musik mengendalikan perilaku manusia.

"Musiknya, speaker-nya, iramanya. Semua energi itu dapat didorong ke dalam tanah dan mengguncangnya," ucap Caplan-Auerback.

Ahli seismologi di Pacific Northwest Seismic Network Mouse Reusch mengatakan, penelitian konser seismik di Seattle baru saja dimulai.

Baca juga: Daftar Lengkap Harga Tiket Konser Coldplay di Singapura dan Cara Belinya

Asri, salah satu penggemar Taylor Swift yang sedang ngewar tiket di Tokyo Gaming Space, Jatibening, Bekasi, Jumat (7/7/2023).Kompas.com/Cynthia Lova Asri, salah satu penggemar Taylor Swift yang sedang ngewar tiket di Tokyo Gaming Space, Jatibening, Bekasi, Jumat (7/7/2023).

Pada konser Taylor Swift, data mengungkap bahwa para fans tampak bersenang-senang.

Dilansir dari Seatle Times, gelombang yang diterjemahkan menjadi sonogram menunjukkan adanya guncangan ketika Taylor Swift membawakan lagu "Blank Space" dan "Shake if Off".

Hal itu diidentifikasi ketika tanah berguncang dengan melihat detak per menit.

Kumpulan gelombang seismograf saat konser Taylor Swift di Seattle juga memunculkan indikasi adanya penundaan konser selama 26 menit pada Minggu (23/7/2023).

Beberapa penggemar berspekulasi bahwa penundaan itu karena adanya masalah teknis.

Baca juga: Taylor Swift dan Coldplay Gelar Konser di 2023, Siapa Artis dengan Pendapatan Tertinggi?

Lampaui Beast Quake

Sebelumnya, aktivitas seismik juga pernah terjadi pada 2011 yang disebut dengan Beast Quake.

Beast Quake terjadi ketika penggemar Seattle Seahawks beraksi dengan hasil pertandingan NFC melawan New Orleans Saints.

Data yang diperoleh Caplan-Auerbach menunjukkan bahwa getaran konser Taylor Swift melampaui Beast Quake.

"Gempanya dua kali lebih kuat dari Beast Quake. Itu benar-benar dua kali lipatnya," kata Caplan-Auerback.

Gelombang yang diterjemahkan dalam besaran itu mencatat bahwa Beast Quake memicu magnitudo 2, sedangkan Swift mencapai 2,3.

Perbedaan keduanya terlihat dari durasi guncangan. Caplan-Auerback mengatakan sorak sorai pada Beast Quake lebih acak jika dibandingkan dengan Seismic Swift.

Caplan-Auerbach juga masih menganalisis data konser The Weeknd pada Agustus lalu yang sedikit lebih keras dari Beast Quake tetapi tidak sekeras pada konser Taylor Swift.

Baca juga: Berkaca dari Gempa di Rangkasbitung dan Jepara, Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Tren
Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

BrandzView
Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Tren
KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

Tren
Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa '1.000 Persen' dan Umrah Tiap Saat

Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa "1.000 Persen" dan Umrah Tiap Saat

Tren
Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Tren
Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Tren
Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Tren
SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com