Oleh karena itu, anak-anak dapat bertindak bosan dengan mengakui olokkan yang diterimanya. Jika sudah, pelaku akan pergi karena sudah tidak menarik untuk lebih lanjut melakukannya.
Ajarkan anak untuk mengerti bagaimana cara menghadapi jika mendapat bullying dengan bertindak seolah-olah bosan dengan itu.
Baca juga: Viral Twit tentang Pegawai KPI Alami Pelecehan Seksual dan Perundungan
Tidak ada hal selain tawa untuk meredakan situasi yang intens, salah satunya bullying.
Oleh karena itu, anak-anak dapat menggunakan humor untuk menunjukkan bahwa mereka tidak tergganggu dengan adanya intimidasi saat bullying.
Kendati demikian, tetap perhatikan humor yang akan dikeluarkan sehingga dapat membalikkan keadaan.
Jangan gunakan humor yang justru dapat merendahkan diri sendiri, menyebabkan bullying semakin menjadi-jadi.
Terkadang, anak-anak mendapat bullying karena mereka tidak tahu cara untuk berteman di lingkungannya.
Namun, orangtua dapat membantunya dengan mengajari mereka keterampilan sosial dan strategi untuk berteman.
Orangtua dapat bermain peran di rumah dengan memandu aktivitasnya jika perlu.
Baca juga: Kisah Firmansyah, Anak SD yang Viral Usai Disebut Pindah ke SLB karena Di-bully
Anak-anak yang terluka terkadang akan menyakiti anak-anak lain dengan bullying sebagai media pelampiasan.
Dengan memahami mengapa seorang anak menjadi pelaku bullying, dapat memberi kesempatan belajar saling mengasihani kepada sesama.
Ajarkan anak lebih memiliki pemikiran terbuka atas apa yang dihadapinya sehari-hari. Dengan begitu, anak akan lebih menjadi lebih dewasa secara pemikiran dan mental.
Anak-anak sering kali tidak dapat menangani intimidasi yang dihadapinya sendiri, jadi penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa mereka memiliki orang dewasa yang dapat membantunya.
Oleh karena itu, pastikan orangtua mempunyai obrolan terbuka dengan anak-anak untuk mengetahui apa saja yang sudah ia lewati sejauh ini.