Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ranking FIFA Indonesia Turun Usai Kalah Lawan Argentina, Apa Pengaruhnya?

Kompas.com - 22/06/2023, 07:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Gita mengungkapkan, peringkat FIFA tidak memiliki hubungan dengan pilihan lawan saat pertandingan persahabatan seperti FIFA Matchday.

Namun, negara yang memilih lawan enteng atau peringkat di bawahnya kemungkinan akan menang dan menambah poin.

"Ranking FIFA naik, tapi kita jadinya tidak maju, tidak berhadapan dengan lawan yang lebih bagus," tuturnya.

Sebaliknya, apabila memilih lawan dengan peringkat tak jauh di atasnya, maka berpotensi membuahkan hasil seimbang, mendapat poin, serta pelajaran.

"Atau kita milih lawan sekalian kayak Palestina yang peringkat 93, Curacao peringkat 88, Burundi yang 145 atau kaya Argentina sekalian yang (peringkat) 1," jelas Gita.

Meski hasil seimbang atau bahkan kalah, tetapi secara performa timnas Indonesia menjadi terangkat.

Baca juga: Saat Penggemar Masuk Lapangan dan Peluk Messi di Tengah Pertandingan Argentina Vs Australia...

Turun peringkat FIFA bukan masalah

Gita melihat, dalam laga melawan Palestina pada 14 Juni 2023, timnas Indonesia mendapatkan tambahan poin sebesar 1,77 karena hasil imbang.

Sedangkan, saat kalah melawan Argentina pada pertandingan 19 Juni 2023, timnas harus kehilangan poin 0,45.

"Kita masih surplus tapi sedikit, sehingga kita ranking 150. Menurut saya turun ranking seperti itu tidak menjadi masalah," ujar Gita.

"Tetapi ada pelajaran yang kita dapat dari lawan-lawan yang lebih bagus dari kita," sambungnya.

Menurut dia, akan lebih baik apabila Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mencari lawan dengan peringkat FIFA 70-90, agar dapat membuahkan hasil imbang saat berlaga.

"Tapi jangan juga cari lawan yang lebih rendah dari kita, kayak Timor Leste, Brunei Darussalam, lawan-lawan yang lebih rendah. Tidak kemajuan juga buat sepak bola kita," kata dia.

Baca juga: Perjalanan Penantian 32 Tahun Medali Emas SEA Games untuk Timnas Indonesia

Dampak ranking 150 bagi Indonesia

Lebih lanjut, peringkat 149 dan 150 imbuhnya, tak jauh berbeda, sehingga dampaknya pun akan serupa.

Misalnya, apabila kualifikasi Piala Dunia, timnas Indonesia akan mulai dari putaran pertama. Selain itu, di gelaran Piala Asia, Indonesia juga tidak masuk ke pot 1, pot 2, atau pot 3.

"Kita pasti ada di pot 4 karena dari 24 finalis yang main di Piala Asia (Indonesia) termasuk yang paling rendah peringkatnya," pungkasnya.

Baca juga: Erick Thohir Janjikan Bonus untuk Timnas Indonesia bila Berhasil Tahan Imbang Argentina, Berapa Besarannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

Tren
Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com