Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal PSHT dan Deretan Aksinya di Yogyakarta

Kompas.com - 05/06/2023, 13:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Kendati demikian, saat itu SH Terate baru bersifat perguruan, bukan organisasi. Barulah pada 1948, perguruan SH Terate diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia Hari Terate yang dipimpin Soetomo Mengkoedjojo.

Perubahan tersebut berdasarkan hasil konferensi yang diadakan di rumah Ki Hadjar Hardjo di desa Pelangbango, Madiun, Jawa Timur.

Seiring berkembangnya zaman, kepemimpinan PSHT dilanjutkan M Irsyad pada 1950.

Di masa ini, ada beberapa tambahan materi latihan, yaitu 90 senam, jurus belati, dan jurus toya.

Di masa RM Imam Koesoepangat (1974), PSHT berkembang cukup pesat hingga memiliki belasan juta anggota dari seluruh dunia.

Selepas Imam Koeseopangat, tongkat kepemimpinan organisasi ini dipegang oleh Tarmidji Boedi Harsono pada 1981.

Saat menjabat, Tarmidji mendirikan Yayasan Setia Hati Terate untuk mengelola kekayaan PSHT.

Sementara pada masa kepemimpinan M Taufiq (2016-2021), terjadi perubahan struktur di tubuh PSHT.

Taufiq menambahkan bidang pengabdian masyarakat agar bisa memberi dampak langsung kepada warga.

Bukan hanya di Indonesia, saat ini PSHT telah menyebar ke berbagai negara, seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, dan Amerika Serikat.

Baca juga: Bentrok 2 Kelompok Massa di Yogyakarta, Sejumlah Jalan Ditutup

Deretan aksi PSHT Jogja

Sebelum aksi bentrok pada Minggu malam, ratusan anggota PSHT sempat mendatangi Mapolres Bantul, Senin (29/5/2023).

Mereka datang untuk mengawal kasus salah satu anggotanya, Ali Sutanto, yang dikeroyok orang di sekitar Parangtritis.

"Kedatangan kami untuk mendesak agar polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan terhadap anggota PSHT," kata Haryadi, dikutip dari Kompas.com (29/5/2023).

Hingga pada Rabu (31/5/2023), tiga orang yakni DP (27) dan BA (31), warga Kota Yogyakarta, serta HA (27) warga Jawa Barat, pun telah ditetapkan sebagai tersangka.

Jauh sebelum kasus ini, PSHT Jogja juga menuai perhatian lantaran terlibat cekcok dengan tukang parkir di parkiran Senopati, Kota Yogyakarta.

Diberitakan Kompas.com (10/8/2022), cekcok tidak sampai memakan korban, dan tidak ada laporan kepada pihak kepolisian lantaran masalah sudah terselesaikan.

Cekcok sendiri dipicu salah seorang rombongan sepeda motor yang melintas merasa tersinggung dengan tukang parkir.

Namun, kasus ini telah selesai berkat mediasi, dan kedua belah pihak saling memaafkan. Pihak warga dan PSHT juga tidak saling menuntut atas kerugian yang diakibatkan pada kejadian tersebut.

(Sumber: Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh, Markus Yuwono, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Khairina, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com