Kendati demikian, saat itu SH Terate baru bersifat perguruan, bukan organisasi. Barulah pada 1948, perguruan SH Terate diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia Hari Terate yang dipimpin Soetomo Mengkoedjojo.
Perubahan tersebut berdasarkan hasil konferensi yang diadakan di rumah Ki Hadjar Hardjo di desa Pelangbango, Madiun, Jawa Timur.
Seiring berkembangnya zaman, kepemimpinan PSHT dilanjutkan M Irsyad pada 1950.
Di masa ini, ada beberapa tambahan materi latihan, yaitu 90 senam, jurus belati, dan jurus toya.
Di masa RM Imam Koesoepangat (1974), PSHT berkembang cukup pesat hingga memiliki belasan juta anggota dari seluruh dunia.
Selepas Imam Koeseopangat, tongkat kepemimpinan organisasi ini dipegang oleh Tarmidji Boedi Harsono pada 1981.
Saat menjabat, Tarmidji mendirikan Yayasan Setia Hati Terate untuk mengelola kekayaan PSHT.
Sementara pada masa kepemimpinan M Taufiq (2016-2021), terjadi perubahan struktur di tubuh PSHT.
Taufiq menambahkan bidang pengabdian masyarakat agar bisa memberi dampak langsung kepada warga.
Bukan hanya di Indonesia, saat ini PSHT telah menyebar ke berbagai negara, seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, dan Amerika Serikat.
Baca juga: Bentrok 2 Kelompok Massa di Yogyakarta, Sejumlah Jalan Ditutup
Sebelum aksi bentrok pada Minggu malam, ratusan anggota PSHT sempat mendatangi Mapolres Bantul, Senin (29/5/2023).
Mereka datang untuk mengawal kasus salah satu anggotanya, Ali Sutanto, yang dikeroyok orang di sekitar Parangtritis.
"Kedatangan kami untuk mendesak agar polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan terhadap anggota PSHT," kata Haryadi, dikutip dari Kompas.com (29/5/2023).
Hingga pada Rabu (31/5/2023), tiga orang yakni DP (27) dan BA (31), warga Kota Yogyakarta, serta HA (27) warga Jawa Barat, pun telah ditetapkan sebagai tersangka.
Jauh sebelum kasus ini, PSHT Jogja juga menuai perhatian lantaran terlibat cekcok dengan tukang parkir di parkiran Senopati, Kota Yogyakarta.
Diberitakan Kompas.com (10/8/2022), cekcok tidak sampai memakan korban, dan tidak ada laporan kepada pihak kepolisian lantaran masalah sudah terselesaikan.
Cekcok sendiri dipicu salah seorang rombongan sepeda motor yang melintas merasa tersinggung dengan tukang parkir.
Namun, kasus ini telah selesai berkat mediasi, dan kedua belah pihak saling memaafkan. Pihak warga dan PSHT juga tidak saling menuntut atas kerugian yang diakibatkan pada kejadian tersebut.
(Sumber: Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh, Markus Yuwono, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Khairina, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.