Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Flu Babi Afrika, Apa Bedanya dengan Flu Babi H1N1?

Kompas.com - 15/05/2023, 14:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Penularan flu babi Afrika terjadi melalui kontak hewan yang sakit dan benda-benda yang telah tercemar virus.

Sedangkan pada flu babi, penularan menyebabkan influenza like illness (ILI) pada babi dan menular baik secara langsung maupun tidak langsung pada hewan yang sakit.

"Jadi (ASF) ini berbeda sekali dengan flu yang kita sebut flu babi atau swine flu H1N1, di mana ini memang adalah penyakit infeksi pada babi yang menyerang saluran napas. Kalau ASF lebih banyak menyerang pada saluran cerna," katanya.

Baca juga: Bagaimana Kemungkinan Flu Babi Baru G4 Menular pada Manusia?

Tanda-tanda flu babi Afrika

Dikutip dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, flu babi Afrika memiliki beberapa tanda yang bisa dikenali. Berikut ini adalah tanda-tanda klinis dari flu babi Afrika:

  • Kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum.
  • Diare berdarah.
  • Berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga.
  • Demam (41 derajat Celsius), konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang, terkadang muntah, diare atau sembelit.
  • Pendarahan kulit sianosis.
  • Babi menjadi tertekan, telentang, kesulitan bernapas, tidak mau makan.

Flu babi Afrika dapat menyebar melalui:

  • Kontak langsung
  • Serangga
  • Pakaian
  • Peralatan peternakan
  • Kendaraan
  • Pakan yang terkontaminasi.

Cara pencegahan dari penularan flu babi Afrika

Untuk mencegah penularan dari flu babi Afrika, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti halnya berikut ini:

  1. Untuk babi yang terkena virus ini, maka diperlukan isolasi hewan, serta dilakukan pengosongan kandang selama 2 bulan.
  2. Selain itu, untuk babi yang mati karena penyakit flu babi ini harus dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur untuk mencegah penularan yang lebih luas.
  3. Tidak menjual babi/karkas yang terkena penyakit ASF serta tidak mengonsumsinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com