"Bila ukurannya kurang dari rerata dikurangi 2,5 simpangan baku, maka didiagnosis sebagai mikropenis," lanjut Agustinus.
Ia menambahkan, dokter juga akan memeriksa hormon atau genetik pasien untuk mencari penyebab dari mikropenis.
Dokter di RSIA Ferina Surabaya itu menyatakan bahwa pasien mikropenis dapat diobati dengan berbagai terapi.
"Tujuan utama dari terapi adalah untuk meningkatkan panjang penis sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri pada pasien," tambah dia.
Terapi yang diberikan pada pasien mikropenis, terdiri dari:
Sebagai catatan, terapi bedah pada mikropenis sebatas dilakukan pada pasien yang mengalami kasus ekstrem atau gagal merespons pengobatan hormonal.
Ia juga menganjurkan agar orang yang mengalami mikropenis harus segera mendapatkan perawatan. Ini karena usia ikut memengaruhi keberhasilan pengobatan.
"Belum ada cara untuk mencegah terjadinya mikropenis. Namun, pemeriksaan dan terapi yang lebih dini memberikan hasil yang lebih baik," jelas Agustinus.
Baca juga: Ramai soal Kondom Memiliki Banyak Varian Rasa, Dokter Boyke Paparkan Manfaatnya
Menurut Agustinus, mikropenis tidak membahayakan kesehatan seseorang. Namun, dapat menyebabkan efek lain, seperti:
"Mikropenis secara umum tidak mengancam nyawa, tetapi bisa diobati tergantung usia pasien. Sangat disayangkan tidak diobati karena dampaknya cukup besar terhadap kualitas hidup pasien," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.