Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Pakar Ingatkan soal Bahaya AI, Apa Alasannya?

Kompas.com - 11/05/2023, 08:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah pakar teknologi mengingatkan mengenai potensi bahaya teknologi kecerdasan buatan atau AI di masa depan.

Ddiketahui, artificial intelligence atau AI belakangan menjadi pembahasan banyak pihak sejak booming-nya ChatGPT. Sejumlah raksasa teknologi pun berlomba-lomba untuk menciptakan AI.

Meski demikian, sejumlah pakar mengingatkan potensi bahaya dari teknologi tersebut.

Berikut ini sejumah pakar yang mengingatkan soal bahaya AI:

Baca juga: Pekerjaan yang Bakal Hilang 5 Tahun ke Depan, Apa Saja?

1. Elon Musk

Dikutip dari laman CNN, baru-baru ini Elon Musk memperingatkan mengenai potensi bahaya AI di masa depan yang menurutnya bisa menyebabkan kehancuran peradaban.

Menurutnya, AI lebih berbahaya dibanding desain pesawat yang salah urus atau salah pemeliharaan, serta lebih bahaya dibandingkan produksi mobil yang buruk.

"AI memiliki potensi, betapapun kecil kemungkinannya tapi tidak sepele. AI memiliki potensi-potensi kehancuran peradaban," kata Musk.

Sementara itu, dikutip dari laman NYPost, Musk mengatakan, ketergantungan pada AI untuk melakukan tugas-tugas yang nampaknya sepele, lambat laun akan menciptakan manusia yang bahkan lupa cara mengoperasikan mesin yang mengaktifkan AI sejak awal.

"Bahkan ketergantungan ringan pada AI/otomasi berbahaya bagi peradaban jika dilakukan terlalu jauh sehingga kita akhirnya lupa cara kerja mesin," kata Musk.

Musk telah berulang kali memperingatkan mengenai bahaya AI. Pada 2018 lalu bahkan ia menyebut AI lebih bahaya dibandingkan nuklir maupun Korea Utara.

Baca juga: Ramai soal Video Suara Jokowi Nyanyi Lagu Asmalibrasi, Pakar Ingatkan Bahaya AI di Tahun Politik

Musk menyampaikan bahwa ia mendukung peraturan pemerintah mengenai pembatasan AI meskipun dia sendiri mengakui tak menyenangkan untuk diatur.

Namun ia menyadari, begitu AI memegang kendali mungkin sudah terlambat untuk menetapkan pengaturan.

"Badan pengatur perlu memulai dengan kelompok yang awalnya mencari wawasan tentang AI, kemudian meminta pendapat dari industri, dan kemudian mengusulkan pembuatan aturan," kata Musk.

Meski dirinya berulang kali memperingatkan bahaya AI, namun sebagaimana diketahui, Musk selama ini dikenal sebagai salah satu sosok yang ikut menjadi bagian perlombaan AI.

Sebagai contoh perusahaannya Tesla, sangat bergantung pada kecerdasan buatan untuk melakukan pekerjaannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com