Namun, ia mengungkapkan apabila sisi perlintasan yang menjadi tempat berhenti bus tersebut tidak dilengkapi palang.
Palang hanya berada di seberang perlintasan dan panjangnya hanya setengah dari lebar jalan.
"(Bus TNI AL) berhenti di belakang (antrean) sepeda motor. Begitu kereta Pertamina lewat. sepeda motor maju," jelas Agus.
Bermula dari situ, bus TNI AL bergerak maju mengikuti sepeda motor namun sopir tidak menyadari bila masih ada kereta lain yang hendak melintas.
Karena badan bus tersebut telanjur berada di tengah perlintasan maka sopir memutuskan untuk tetap bergerak maju.
"Kalau berhenti pun, salah. Karena 'kan membahayakan kereta itu sendiri," imbuh Agus.
Baca juga: Mengenal Ular-ular Perang, Bendera yang Dikibarkan di Semua Kapal Perang TNI AL
Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa sopir bus TNI AL tidak sengaja menerobos palang perlintasan.
Dugaan pertama karena sopir bus TNI AL mengikuti sepeda motor yang bergerak maju terlebih dulu setelah kereta Pertamina melintas.
Ia juga menduga, kondisi bus yang ber-AC dan hari yang sudah gelap juga menyebabkan sopir bus TNI AL tidak mendengar peringatan dari petugas KAI.
"Ada informasi dari penjaganya meniup peluit tapi peluit atau tanda sebesar apa 'kan suaranya kita tidak tahu," kata dia.
"Karena kalau di bus itu, kalau AC cenderung kedap suara, kemudian juga ada suara kereta yang baru lewat sehingga diduga driver ini tidak tahu (kereta kedua melintas). Ia lebih fokus ke sepeda motor yang maju," tambahnya.
Selain dua dugaan tersebut, Agus juga menyampaikan bahwa sopir bus TNI AL diduga tidak menguasai medan. Sebab, mereka sehari-hari bertugas di Surabaya
"Yang pasti kedua prajurit dalam proses pemeriksaan oleh Denpomal Lantamal V," pungkasnya.
Baca juga: Viral, Video Pasangan Diduga Mesum di Kereta, Berikut Penjelasan KCI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.