Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Hancur akibat Event Motor Trail, Bagaimana Kondisi Ranca Upas Kini?

Kompas.com - 14/04/2023, 14:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT. Perhutani Alam Wisata telah melakukan rehabilitasi di Wana Wisata Ranca Upas, Rancabali, Bandung setelah rusak parah akibat event trail motor pada Maret lalu.

Bersama dengan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat, Banten, Perhutani melakukan pemulihan ekosistem seperti kegiatan penanaman yang dilakukan secara intensif.

"Kegiatan dimulai pada 8 Maret 2023 melalui penanaman tanaman Bunga Rasa di area blok Savana," ujar Sekper PT Perhutani Alam Wisata Ronald kepada Kompas.com, Kamis (13/4/2023) malam.

Selanjutnya, sejak Selasa (14/3/2023), pihaknya juga telah melakukan penanaman sebanyak 5.000 bibit tanaman endemik di Ranca Upas.

Tanaman yang ditanam kemudian dilakukan pendataan koordinat untuk mempermudah pengelola dalam perawatannnya.

Baca juga: Perhutani Buka Suara Terkait Lahan Edelweis Rawa yang Rusak akibat Event Motor Trail

Sebagian wilayah dibuka untuk wisata

Direktur Utama PT Perhutani Alam Wisata, Lucy Mardijana Soebijakso mengatakan, pihaknya kembali membuka Ranca Upas untuk kegiatan wisata.

Namun, area yang dibuka untuk wisata hanya beberapa saja.

Beberapa area lainnya masih ditutup untuk mempermudah proses rehabilitasi lingkungan.

"Kita sangat paham di situ banyak pedagang masyrakat sekitar yang berjualan, otomatis sangat mengandalkan operasional tempat wisata," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis.

Menurutnya, jika tidak kunjung dibuka, hal itu akan berdampak pada sistem perekonomian masyarakat sekitar.

Baca juga: Event Motor Trail Rusak Edelweis Rawa di Ranca Upas, Bagaimana Perizinannya?

Larangan aktivitas offroad

Meskipun sudah membuka sebagian wilayah Ranca Upas untuk wisata, Perum Perhutani saat ini masih melarang segala kegiatan offroad di seluruh kawasan.

Larangan itu diterapkan hingga tersusun prosedur yang komprehensif dan memadai.

"Insiden yang terjadi di Ranca Upas merupakan pembelajaran bagi kami selaku pengelola agar kedepan tidak terulang kembali," ucap Lucy.

Saat ini, Perhutani Group tengah melakukan review dokumen Standard Operating Procedure (SOP) penyelenggaraan event dan instruksi kerja.

Hal ini bertujuan sebagai pedoman pengelola dalam melakukan pengawalan aktivitas kegiatan dan keamanan di wilayah tersebut dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan.

Baca juga: Kisah Mang Uprit, Penanam Edelweis Rawa di Ranca Upas yang Berjuang Sendiri dari Nol Melawan Manusia

Sempat rusak

Pada Maret 2023, wilayah Ranca Upas sempat hancur karena kegiatan event motor trail yang diselenggarakan Paguyuban Putra Murni Kurnia Trail Adventure Feat TRAMAX"SS, Minggu (5/3/2023).

Kegiatan itu menyebabkan lahan edewies rawa di Kampung Cai Ranca Upas, Rancabali, Bandung rusak parah.

Dilansir dari Kompas.com (9/3/2023), Manager Site Kampung Cai Ranca Upas, Argo Wibowo mengatakan kerusahan terjadi karena peserta motor trail keluar dari jalur yang disediakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com